RAHWANA



NASKAH DRAMATIC READING
RAHWANA
Muhammad Qowy
* terinspirasi dari kisah Rahvayana Maha Cinta karya Sujiwo Tejo






DALANG
Salam budaya.
Pada kesempatan ini, saya ingin bercerita tentang Ramayana. Yang tidak kenal Ramayana tentu saja tetap boleh hidup di atas dunia, tetapi hidup kalian semua mungkin kurang lengkap.
Ramayana memiliki kisah yang sangat kompleks. Pada umumnya, Ramayana bercerita tentang Rama yang menikah dengan Dewi Sinta. Pernikahan keduanya adalah pernikahan sakral karena dianggap perkawinan antara langit dan bumi; Rama mewakili langit, karena ia adalah titisan dewa Wisnu, sedangkan Dewi sinta mewakili bumi. Sinta berasal dari kata Siti yang artinya Tanah.; Dan pernikahan mereka berdua adalah pernikahan untuk menjaga harmonisasi alam semesta.
Dalam hubungan asmara antara Rama dan Dewi Sinta, akhirnya muncullah orang ketiga, yaitu Rahwana Dasamuka, Raja raksasa dari kerajaan Alengka.
Menurut para dalang umumnya, Sinta diculik oleh Rahwana dengan alasan kegilaannya terhadap wanita. Namun, mereka tidak tahu, sebenarnya Rahwana tidak menculik, tapi dia hanya mengambil apa yang sudah menjadi jatahnya.
Inilah kisahnya, “Rahwana”.

BAGIAN 1
RAHWANA
Ya Tuhan. Mengapa aku terlahir seperti ini. Kepalaku 10. Tiap tahun aku berusaha bunuh diri dengan memenggalnya satu per satu, tapi aku tidak juga mati. Mungkin dengan memenggal kepalaku yang terakhir ini, aku bisa mengakhiri penderitaanku.

Di tengah-tengah niatnya bunuh diri, datanglah Dewa dari langit.
DEWA
Eih eih eih. Pak-pak pung pak-pak pung, waru doyong ditegor uwong. Stop Rahwana. Stop. Kau jangan bunuh diri, Rahwana. Itu tidak baik.

RAHWANA
Kau siapa?

DEWA
Hahaha. Pak-pak pung pak-pak pung, waru doyong ditegor uwong. OMG Helo. Hari gini tidak kenal aku. Aku adalah sekjen para dewa langit. Kau jangan bunuh diri, Rahwana. Karena dunia ini perlu baik dan buruk. Dunia ini perlu siang dan malam. Dunia ini perlu kamu. Hahaha.

RAHWANA
Memerlukanku? Apakah bumi memerlukanku hanya sebagai bahan hinaan dan bahan tertawaan. Untuk apa aku hidup jika aku selalu dihina. Aku tidak ada gunanya di sini. Lebih baik aku mati saja.

DEWA
Eih eih Rahwana. Please, jangan bunuh diri. Kau minta apa? Katakan! Aku akan mengabulkannya asal kau tidak bunuh diri. Tell me what you want.

RAHWANA
Kau akan mengabulkan semua permintaanku?

DEWA
Yes, asal kau tidak bunuh diri.

RAHWAN
Baik. Kalau begitu, aku ingin dua permintaan.


DEWA
Oke. Katakan!

RAHWANA
Yang pertama, aku minta kesaktian tiada tara sehingga tidak ada seorang pun yang bisa menandingiku, dan berani menghinaku lagi.

DEWA
Oke, Ready. And next.

RAHWANA
Yang kedua, aku minta titisan Dewi Widowati sebagai pendamping hidupku.

DEWA
Oke. Akan aku kabulkan.
Hahaha. Pak-pak pung pak-pak pung, waru doyong ditegor uwong.
Mulai sekarang, kau memiliki kesaktian tiada tara. Dan Dewi Widowati yang kau minta, akan ku titiskan ke salah satu anak perempuan yang baru lahir di dunia ini. Ia adalah putri dari Siti Mantili. Hahaha. Pak-pak pung pak-pak pung, waru doyong ditegor uwong. Hahaha.

DALANG
Para hadirin sekalian. Ketahuilah, bahwa Dewi Widowati, yang Rahwana minta, menitis pada putri Siti Mantili yang baru lahir di kraton Ayodia. Dan kelak, anak itu akan diberi nama Dewi Sinta. Sehingga secara semesta, Dewi Sinta bukan jatahnya Rama, tapi Dewi Sinta adalah jatahnya Rahwana.
Namun sayang, beberapa tahun kemudian, Sinta yang sudah dewasa, bukannya jatuh cinta terhadap Rahwana, Dewi Sinta malah kepincut duluan oleh ketampanan Rama, yang mana, Rama merupakan titisan dari Dewa Wisnu. Akhirnya terjadilah kisah asmara antara Rama dan Sinta, hingga sampai pada akhirnya mereka pun menikah.
Rahwana yang mengetahui hal ini pun marah.

RAHWANA
Dewa. Dewa. Dimana kau? Keluar!

DEWA
Eih eih eih. Pak-pak pung pak-pak pung, waru doyong ditegor uwong. Ada apa Rahwana? Tak perlu berteriak sebegitu kencangnya jika kau memerlukanku.

RAHWANA
Aku sedang marah. Makanya aku berteriak.

DEWA
Lalu ada apa kau memanggilku. What can I do for you?

RAHWANA
Permainan apa lagi yang sedang langit ciptakan. Mengapa semua ini terjadi.

DEWA
Maksudmu apa Rahwana? Permainan apa? I dont understand.

RAHWANA
Dewa, Dewi Sinta adalah jatahku. Mengapa kau rajutkan benang cinta diantara Sinta dan Rama, bukan denganku. Mengapa? Mengapa? Kau sungguh kejam.

DEWA
Maaf Rahwana, mengatur jodoh itu bukan tugasku. Sudah ada dewa devisi perjodohan yang mengaturnya.

RAHWANA
Omong kosong. Kau sungguh tega. Tidak mengerti betapa sedihnya perasaanku. Hatiku hancur.

DEWA
Tenang Rahwana. Tenang. Akan aku tanyakan kepada Dewa devisi perjodohan. (Sekjen Dewa melakukan interaksi batin dengan Dewa perjodohan)
Hahaha. Pak-pak pung pak-pak pung, waru doyong ditegor uwong. Rahwana, ternyata ini sudah diatur oleh langit. Aku tidak bisa memberikan jawaban yang pasti karena ini adalah rahasia semesta. Carilah sendiri jawab itu. Pada akhirnya kau akan mengerti, dan semua alam raya akan memahami bahwa kaulah sang pecinta sejati.

RAHWANA
Maksudmu bagaimana, dewa? Aku tak mengerti.

DEWA
Hahaha. Stupid. Intinya, cari sendiri jawabanya. Hahaha. Pak-pak pung pak-pak pung, waru doyong ditegor uwong. Hahaha. Bye-bye. (Dewa langsung pergi)

RAHWANA
Dewa. Kemana kau? Dewa. Dewa.
Baiklah. Jika aku yang harus mencari sendiri, maka akan aku cari jawaban itu dengan caraku.
(memanggil) Marica... Marica..

MARICA
Iya tuanku, Rajadiraja Rahwana Dasamuka.

RAHWANA
Perintahkan para raksasa mengacau wilayah di hutan Dandaka.

MARICA
Untuk apa Tuan?

RAHWANA
Untuk kujadikan umpan.

MARICA
Tuan, bukannya kalau mau mancing, umpannya pakai cacing. Kok ini pakai raksasa? Mau mancing apa emangnya Tuan?

RAHWANA
Sebab yang kita pancing bukanlah ikan, melainkan titisan Dewa langit yang menjelma sebagai manusia, Ramawijaya.

MARICA
Ouh. Begitu Tuan. Okey deh. Lalu apa lagi Tuan?

RAHWANA
Setelah semua raksasa kau perintah, ikutlah denganku.

MARICA
Kemana Tuan?

RAHWANA
Mengambil apa yang sudah hilang dariku.

MARCA
Okey. Siap Tuan.

DALANG
Rahwana tak mau lagi meratapi nasibnya. Ia tidak ingin menderita lagi, oleh karenanya ia mengatur sebauh siasat dengan mengirim para raksasa untuk mengacau hutan Dandaka, dan hendak mengambil Dewi Sinta dari tangan Rama.

BAGIAN 2
DALANG
Di cerita lain, tepatnya di kraton Ayodia. Setelah Rama dan Sinta memadu asmara dan akhirnya menikah, Rama kemudian dinobatkan sebagai raja, dan Sinta sebagai ratunya. Namun, naas, takdir harus mereka terima.

RAMA
Dinda Dewi Sinta.

SINTA
Iya, kakanda Rama.

RAMA
Bagaimana perasaanmu sekarang. Selama beberapa masa kita berasmara, akhirnya kini kita telah menikah.

SINTA
Tentu saja aku sangat bahagia, kakanda. Menjadi istrimu adalah impian tiap wanita, termasuk aku. Kini, aku merasa menjadi satu-satunya wanita paling bahagia di dunia karena bisa menjadi pendamping hidupmu.

RAMA
Aku juga bahagia, dinda. Karena kau kini telah berada dalam dekapanku untuk selamanya. Tapi...

SINTA
Tapi apa, kanda.

RAMA
Aku bingung harus kuwalai dari mana kalimatku ini.

SINTA
Ada apa, kanda. Katakan saja. Aku akan mendengarkannya.

RAMA
Dinda Dewi Sinta, aku harap saat kau mendengarkan kabar ini, kau bisa memakluminya.

SINTA
Ada apa sebenarnya, kanda.


RAMA
Di hutan Dandaka, terdapat sekelompok raksasa yang mengacau di sana. Sekelompok raksasa itu merupakan anak buah dari Raja raksasa, Rahwana. Karena kejadian itu, ayahku mengutus agar aku pergi ke hutan Dandaka untuk membasmi para raksasa dan menjaga hutan tersebut selama 13 tahun lamanya.

SINTA
Apa? Menjadi raja di hutan Dandaka selama 13 tahun. Ini pengasingan namanya. Lalu siapa yang akan menjadi Raja di kraton Ayodiya ini?

RAMA
Selama 13 tahun pengasinganku di hutan Dandaka, adik tirikulah yang akan menggantikanku.

SINTA
Lalu, aku bagaimana, kanda?

RAMA
Maafkan aku, dinda. Aku sudah memutuskan untuk patuh terhadap ayahku. Kau harus tetap tinggal di kraton Ayodia.

SINTA
Kanda Rama. Kita baru saja menikah. Belum ada setahun lamanya usia pernikahan kita ini, tetapi kau sudah mau pergi meninggalkanku dengan waktu yang sangat lama, 13 tahun. Aku tidak bisa menerimanya. Aku harus ikut denganmu, kanda.

RAMA
Jangan, dinda.

SINTA
Kenapa?

RAMA
Kau adalah ratu kraton Ayodia. Tak pantas kau berada di tengah-tengah hutan. Kau harus menjaga martabat kraton ini. Untuk itu, kau tetaplah di sini agar kau tetap mulia. Biarlah aku sendiri di hutan Dandaka dan menjalani pengasinganku di sana.

SINTA
Hei kanda Rama, Suamiku. Kau seolah-olah ingin menjungjung aku, agar kau berada di pembuangan hutan Dandaka selama 13 tahun dan aku mulia di kraton Ayodia. Kau seolah-olah sayang dan cinta kepadaku tapi kau sungguh telah menghina martabatku. Bukankah kasih sayang dan cinta itu berarti bersama.

RAMA
Dinda Dewi Sinta. Maafkan aku. Patuhku terhadap perintah ayah adalah patuh terhadap alam semesta. Aku memahami jika kau sangat marah. Tapi inilah kenyataan pahit yang harus kita terima. Sabarlah menungguku di kraton Ayodia, dinda.

SINTA
Tidak bisa. Apalah arti sebuah kemuliaan jika tak ada cinta di dalamnya. Jika kau ingin aku mulia, maka ajaklah aku bersamamu. Kemuliaanku adalah berada di sampingmu.




RAMA
Baiklah, dinda. Jika itu yang kau mau. Tapi aku tidak ingin kau mendapatkan masalah dalam pertempuranku melawan para raksasa. Untuk itu, aku akan mengajak adikku, Laksmana, untuk menjagamu agar kau tetap aman saat aku bertarung.

DALANG
Akhirnya, Rama pun pergi bersama istrinya, Sinta, diikuti pula oleh adiknya, Laksmana. Sesampainya di hutan. Rama langsung bergegas membasmi para musuh. Namun sebelum itu, ia berpesan kepada Laksmana untuk menjaga Dewi Sinta dari serangan para raksasa.

BAGIAN 3
RAMA
Hei adikku, Laksmana. Jagalah kakak iparmu, Dewi Sinta. Aku akan pergi membasmi para raksasa. Jangan kau tinggalkan dia sendiri sebelum aku kembali.

LAKSMANA
Baik kanda.

RAMA
Dinda Dewi Sinta. Tetaplah di sini, agar kau tetap aman di perlindungan adikku, Laksmana.

SINTA
Iya, kanda. Berhati-hatilah. Aku menunggumu di sini.

RAMA
Baiklah. Kalau begitu, aku pergi.

DALANG
Setelah kepergian Rama, Rahwana yang memang sudah merencanakan semua peristiwa ini, mengutus anak buahnya, Marica, untuk memancing Laksmana.

RAHWANA
Hei Marica. Buatlah suara rintihan seolah-olah seperti rintihannya si Rama yang kesakitan dihantam para raksasa. Pancing si Laksmana agar ia pergi dari penjagaannya. Setelah kau berhasil, maka Dewi Sinta yang sendirian karena ditinggal Laksmana, akan aku culik dan kubawa lari ke Alengka, dan kita pun menang. Haha

MARICA
Siap laksanakan Tuan. hahaha

MARICA
Ouh. Tolong aku. Tolong aku.

SINTA
Laksmana. Apa kau tidak mendengar suara rintihan kesakitan itu. Itu suara kakakmu. Pergilah ke sana. Tolonglah kakamu itu. Kasihan dia. Dia sendirian.

LAKSMANA
Tidak Dewi Sinta. Aku tidak bisa membiarkanmu di sini sendiri.

MARICA
Ouh. Tolong aku. Tolong aku, Laksmana.


SINTA
Laksmana. Dengar. Itu Rama meminta tolong. Tolonglah dia, Laksmana.

LAKSMANA
Tidak Dewi Sinta. Aku telah disuruh Rama untuk menjagamu. Aku tidak bisa pergi meninggalkanmu sebelum ia kembali. Itulah pesan dari kakakku, Rama.

SINTA
Tapi itu kakakmu sendiri yang meminta tolong. Tolonglah dia.

LAKSMANA
Tidak. Aku tetap di sini, Dewi Sinta.

SINTA
Kenapa kamu tidak mau menolong kakakmu? Ouh aku mengerti. Kamu ternyata pagar makan tanaman ya. Kamu ternyata kucing garong. Kamu mau menikung kakakmu sendiri, kan. Kau pasti mengambil langkah curang dengan membiarkan kakamu dibunuh oleh para raksasa agar kau bisa mendapatkan aku. Kamu pasti naksir sama aku.

LAKSMANA
Tidak Dewi Sinta. Sungguh aku tidak memiliki niatan seperti yang kau tuduhkan.

SINTA
Aku tidak mempercayaimu, Laksmana. Dasar kau penghianat.

LAKSMANA
Baik Dewi Sinta, agar kau tidak mencurigai aku, maka saat ini pula aku bersumpah kepada alam semesta, mulai saat ini aku tidak akan berhubungan dengan wanita mana pun selamanya. Dan aku akan pergi membantu kakakku, Rama. Tapi satu pesanku, kau jangan keluar dari batas lingkaran yang akan aku buat untuk melindungimu. Jika kau sampai keluar, maka keselamatanmu tidak akan terjamin. Tetaplah di dalam lingkaran itu.

DALANG
Akhirnya setelah Laksaman bersumpah, ia langsung membuat pagar pelindung membentuk lingkaran yang akan melindungi Dewi Sinta dari bahaya. Sesudahnya membuat lingkaran itu, Laksmana pergi menghampiri sumber suara tadi.

MARICA
Haha. Tuan, kita berhasil mengelabui si Laksmana. Tapi sayangnya, Dewi Sinta dilindungi oleh lingkaran sakti yang telah dibuat oleh Laksmana. Bagaimana Tuan?

RAHWANA
Tenang saja. Wanita pasti menyukai sesuatu yang gemerlap dan tentunya istimewa. Hei Marica, baluti tubuhmu penuh dengan emas gemerlap, dan ukir di badanmu dengan namanya, Dewi Sinta. Aku yakin, ia pasti akan terlena dibuatnya. Hahaha

MARICA
Hahaha. Oke Tuan.

DALANG
Kilauan emas, dengan ukiran nama terpampang jelas di dalamnya. Wanita mana yang tidak kelepek-kelepek melihat hadiah kinclong-kinclong seperti itu. Dewi Sinta yang melihatnya pun, langsung beranjak menuju kilauan emas itu dengan tanpa ia sadari bahwa ia telah keluar dari batas lingkaran sakti yang telah dibuat oleh Laksmana.

RAHWANA
Hahaha. Dewi Sinta.

SINTA
Mau apa kau?

RAHWANA
Kau tak perlu takut. Aku hanya ingin membawamu pulang ke tempat dimana seharusnya kau berada.

SINTA
Apa yang akan kau lakukan terhadapku? Tolong. Lepaskan aku. Tolong. Tolong.

RAHWANA
Dewi Sinta, kau sekarang milikku. Hahaha
(Rahwana pun pergi membawa Dewi Sinta)

RAMA
Adik. Ada apa ini? Dimana Dewi Sinta?

LAKSMANA
Maaf kakanda. Aku telah tertipu oleh kelicikan Rahwana. Aku tidak bisa menjaga Dewi Sinta dengan baik. Aku bersalah dan pantas kau hukum.

RAMA
Berdirilah. Kau tak perlu merasa bersalah. Akulah yang bersalah karena sudah melibatkan Sinta di dalam pentempuran ini. Lebih baik sekarang kita bergegas untuk menyelamatkan Dewi Sinta dari tangan Rahwana. Akan ku perintah Hanoman untuk menemanimu pergi ke Alengka. Setelah aku selesai membasmi semua raksasa di hutan Dandaka ini, aku akan pergi menyusulmu ke sana.

DALANG
Akhrinya, diutuslah si Raja Kera, Hanoman, pergi ke Alengka mendampingi Laksmana, hingga pada akhirnya nanti, Rama juga datang menyerang Alengka dengan bala pasukan kera milik Hanoman yang sangat banyak. Dan merekap pun mengepung kerajaan Alengka.

BAGIAN 4
MARICA
Tuan, bagaimana ini? Istana Alengka telah dikepung.

RAHWANA
Bagaimana dengan para pasukan?

MARICA
Mereka telah tewas dihajar oleh jutaan bala tentara kera milik si Hanoman.

RAHWANA
lalu, si Gumbo Karna?

MARICA
Ia juga gugur.

RAHWANA
Bagaimana bisa? Dia adalah jendral raksasa yang sangat sakti.

MARICA
Masalahnya, adik tuan, Wibisana membelot ke pihak musuh. Ia memberitahukan kelemahan Jendral Gumbo Karna.

RAHWANA
Wibisana, dasar penghianat.

MARICA
Lalu kita harus bagaimana Tuan?

RAHWANA
Ternyata mencari jawaban takdir semesta tidak semudah yang aku bayangkan.
Dimana Dewi Sinta?

MARCA
Ia masih berada di taman Arga Sorga. Ia masih terus saja menghunus kerisnya. Entah seberapa tajam keris itu sekarang. Mungkin, angin pun akan terbelah olehnya.

RAHWANA
Dewi Sinta. Sampai kapan kau akan mengerti betapa besarnya cinta ini menggumpal di lubuk kalbuku.
Marica, pergilah kau ke medan perang. Berjuanglah sampai tetes darah penghabisan. Aku akan menyusulmu ke medan perang setelah aku menemui Dewi Sinta.

ADEGAN 5
DALANG
Di istana Alengka yang sangat megah, tepatnya di taman Arga Sorga, atau taman yang lebih indah daripada sorga, Rahwana menemui Dewi Sinta yang setiap hari menghunus keris tanpa ada hentinya.

RAHWANA
Hei Sinta. Apa yang kau lakukan? Setiap hari kau menghunus keris tanpa ada hentinya.

SINTA
Aku menghunus keris ini agar sewaktu-waktu jika kau berani menyentuhku, aku tidak akan segan-segan membunuh diriku sendiri.

RAHWANA
Dewi Sinta. Sekarang, sudah sekian purnama tak kunjung kau membalas ketulusanku. Kau tetap acuh. Semoga itu bukan keacuhan yang kau sengaja untuk membuatku jatuh bangun sambil merenung. Padahal, segunung apa pun diamku merenung, aku tak kunjung sampai pada pemahaman, mengapa aku mencintaimu. Seremuk apa pun tubuhku, selama aku jatuh ke tanah dan mampu mengutuh dan kembali bangkit, selama itu pula aku akan tetap mencintaimu, karena kaulah wanita asal mula Dewi Widowati yang kupinta. Kaulah milikku yang semestinya.
Dewi Sinta, tak usah kau menghunus keris itu lagi, karena aku hanya mau menyentuhmu jika kau telah mencintaiku.

SINTA
Lalu, mengapa kau ke sini. Sudah jelas aku tidak mungkin mencintaimu.

RAHWANA
Aku menemuimu hanya untuk berpamitan. Kerajaanku telah dikepung oleh bala tentara suamimu, Rama. Aku pamit akan berperang melawan suamimu.

SINTA
Hei Rahwana. Kau tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Jutaan bala tentara kera dan kesatria telah mengepungmu. Menyerahlah. Suamiku adalah titisan dari Dewa Wisnu. Dia maha pemaaf. Minta maaflah kamu kepadanya. Pasti kamu diampuni.

RAHWANA
Baik. Aku akan meminta maaf kepada suamimu. Tapi camkan baik-baik. Tidak ada yang salah di dalam cintaku padamu. Aku hanya salah dalam tatanan sosial, yaitu karena telah menculikmu. Oleh karena itulah, aku akan meminta maaf. Bukan meminta maaf karena aku telah mencintaimu, tapi karena aku telah melarikanmu. Tetapi caraku meminta maaf adalah cara kesatria, yaitu dengan berperang.

SINTA
Rahwana, yang kau lakukan itu sia-sia. Kau tidak akan menang. Kau hanya sendirian. Semua pasukan dan tentaramu sudah mati. Kau sudah tidak dapat berbuat apa-apa. Menyerahlah saja, Rahwana.

RAHWANA
Heh Sinta, selama aku melarikanmu, aku tidak pernah sekali pun marah kepadamu, tapi kali ini, dengan segala hormat, kau sungguh membuatku marah.
Rakyat-rakyatku sudah mati, prajurit-prajuritku sudah mati, dan kini aku kau suruh menghentikan perang. Raja macam apa aku ini.
Aku akan tetap berperang. Kau hanya boleh pergi dari istana ini jika aku sudah gugur nanti. Tapi selama aku masih hidup, tidak ada satu pria pun yang boleh mengambilmu dariku, termasuk suamimu, Rama. Karena kau adalah milikku.
Aku pergi.

SINTA
Jangan Rahwana, kau tidak akan menang, kau akan mati. Jangan pergi berperang (tangan Sinta menahan pundak Rahwan yang akan beranjak pergi)

RAHWANA
Dewi Sinta. Kau menyentuhku untuk pertama kalinya. Apakah ini petanda bahwa kau sudah mencintaiku, Sinta.

DALANG
Dewi Sinta tidak menjawab pertanyaan Rahwana. Ia hanya bisa meneteskan air mata disaksikan pohon Nagasari di taman Arga Sorga.

ADEGAN 6
DALANG
Setelah itu, Rahwana langsung beranjak keluar menuju medan perang. Ia berperang seorang diri melawan jutaan pasukan Rama. Rahwana digempur seorang diri. Di tengah-tengah pertempuran sengit, Rahwana berubah wujud menjadi raksasa yang sangat besar.

RAHWANA
Hahaha. Aku adalah Raksasa Rahwana Rajadiraja. Siapa pun yang berani melawanku, mereka akan mati.

RAMA
Senua pasukan, serang Raksasa itu.


KOOR
Serang . . . .

DALANG
Namun apa daya, Rahwana akhirnya tetap kalah melawan Rama dan jutaan pasukannya. Rahwana pun gugur dalam pertempuran.

RAMA
Hai, Raksasa. Kau sudah berada di akhir ajalmu. Kau sudah tak dapat berbuat apa-apa lagi. Kembalikan Dewi Sinta. Kau tak pantas menculik apa yang bukan milikmu. Kau terlalu naif memaksakan cinta terlarangmu kepada istri orang. Kembalikan Dewi Sinta kepadaku.

RAHWANA
Sudah aku katakan berkali-kali. Tidak ada cinta yang terlarang di alam semesta ini. Termasuk cintaku terhadap Dewi Sinta. Aku pun tak mengerti, mengapa aku bisa sebegitu agungnya mencintai Dewi Sinta yang telah menjadi istrimu. Aku tidak mengerti.
Tuhan. Jika cintaku kepada Dewi Sinta terlarang. Mengapa Kau bangun megah perasaan ini dalam sukmaku. Mengapa. Mengapa Tuhan? Mengapa?

Gugur Bulan, Gugur Kesamudra, Gugur Cinta ke lautan rindu.

DALANG
Semua jenis makhluk yang berada di istana Alengka pun menangis menyaksikan rajanya mati dalam perebutan asmara. Rahwana. Rahwana. Rahwana.

Para hadirin, inilah kisah Ramayana dalam versi yang lain. Dan ini membuktikan bahwa, sejahat-jahatnya orang, pasti ia memiliki alasan mengapa memilih melakukan itu.
Dari kisah cinta tragis si Rahwana, maka salah satu kesimpulan yang bisa diambil adalah:
---
Menikah itu nasib.
Mencintai itu takdir.
Kau bisa berencana menikahi siapa.
Tapi tak bisa kau rencanakan cintamu untuk siapa.
---
  
Jombang, 12 September 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BENTUK DASAR DAN BENTUK ASAL

Aku (maha)siswa