Jurnal Penelitian
PENERAPAN STRATEGI BELAJAR MIND
MAPPING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA
KELAS
VII SMP MUHAMMADIYAH 1 JOMBANG
TAHUN
PELAJARAN 2013-2014
Jurnal Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar
Strata Satu
Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
Moh. Qowiyuddin Shofi
NIM 106.336
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK
INDONESIA
JOMBANG
2014
PENERAPAN STRATEGI
BELAJAR MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS
VII SMP MUHAMMADIYAH 1 JOMBANG
TAHUN
PELAJARAN 2013-2014
Moh. Qowiyuddin Shofi
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
ABSTRAK:
Menulis karangan narasi
merupakan salah satu kemampuan menulis yang harus dikuasai siswa. Namun, pada
kenyataannya masih banyak siswa, khususnya siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1
Jombang, yang masih mengalami kesulitan untuk menguasai kemampuan tersebut.
Kesulitan ini terjadi akibat kurang tepatnya pemilihan strategi dalam proses
pembelajaran menulis. Berdasarkan
permasalahan pemilihan strategi yang kurang tepat, peneliti beranggapan bahwa
penggunaan strategi belajar Mind Mapping merupakan strategi yang tepat
untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa. Mind Mapping atau
peta pikiran sangat tepat digunakan untuk membimbing siswa dalam melakukan
kegiatan menulis sebuah karangan karena adanya peta pikiran yang menjadi acuan
pola pikir siswa. Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan secara umum tentang upaya peningkatan kemampuan menulis
karangan narasi melalui strategi belajar Mind
Mapping.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 1 Jombang. Prosedur dalam penelitian ini dilakukan selama dua
siklus dengan beberapa tahapan yang meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Berdasarkan hasil
penelitian, kemampuan siswa dalam menulis narasi terus meningkat pada setiap
siklus sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan strategi belajar Mind
Mapping ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan
narasi. Respon siswa pada setiap siklus juga terus
meningkat sehingga dapat dikatakan bahwa siswa sangat antusias terhadap penerapan strategi Mind Mapping dalam pembelajaran menulis narasi karena siswa merasa
terbantu dengan adanya strategi tersebut sehingga menulis terasa lebih mudah
dan menyenangkan. Simpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah penerapan strategi belajar
Mind Mapping dapat meningkatkan
kemampuan siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Jombang dalam menulis karangan
narasi.
Kata
Kunci: Menulis Narasi,
Strategi Belajar Mind Mapping.
ABSTRACT:
Narrative composition
writting is a kind of writting skill which had to be had by all students. But,
in fact, still many students, specaially students of class VII SMP Muhammadiyah
1 Jombang, they still find difficulty in having that skill. This difficulty is
happened because of unprecisely in choosing a good strategy in writting lesson.
From the statement of the problem of unprecisely
in choosing a good strategy, researcher
think that using learning strategy of Mind Mapping is a precisely strategy to improving the study of narrative writting
student. Mind Mapping is very precisely to use for teaching the student in doing
writting activity of composition because there is a mind mapping which become
reference student idea. Generally, the purpose of
this research is to make a description
of efforting the improvement of narrative composition writting skill by
using learning strategy of Mind Mapping.
This research is using descriptive
qualitative method. This research is done to student class VII SMP Muhammadiyah
1 Jombang. The Procedurecof this research is done for two circlus by a few phases, they are
planning, action, observation, and reflection. From the statement of the research result, student skill in writting a
narrative always increase in every circlus and it shows that application learning strategy of Mind Mapping can increase student skill in
writting narrative composition. The student
response in every circlus always increase too and it shows that the student is
very enthusiastic in application learning
strategy of Mind Mapping in narrative writting lesson because the student feel
be helped by that strategy and they feel
easier and happier in writting. The conclusion of this research is in application learning
strategy of Mind Mapping can increase student skill class
VII SMP Muhammadiyah 1 Jombang in writting narrative composition.
Keyword: Narrative Writing, Learning Strategy of Mind Mapping.
PENDAHULUAN
Empat
keterampilan berbahasa merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat
terpisahkan dalam pemerolehannya. Tarigan (2008:1) mengungkapkan bahwa keempat
keterampilan berbahasa itu berhubungan sangat erat dan pada dasarnya merupakan
kesatuan. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa mula-mula pada masa kecil
kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar
membaca dan menulis. Keterampilan berbahasa hanya dapat diperoleh dan dikuasai
dengan jalan praktek dan banyak latihan.
Kemampuan menulis sangat penting bagi pendidikan karena
memudahkan siswa dalam berpikir, dan menjelaskan pikiran-pikirannya. Menurut
Tarigan (2008:22) menulis merupakan kegiatan menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut
kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Penulis harus terampil
memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata.
Secara umum terdapat lima jenis tulisan, yaitu
deskripsi, eksposisi, persuasi, argumentasi, dan narasi, atau lebih mudahnya
dikenal dengan akronim DEPAN. Dari kelima jenis tulisan tersebut, kemampuan menulis
narasi merupakan salah satu tuntutan utama yang harus dipenuhi oleh siswa agar
mereka dapat mengekspresikan pengalaman yang dimiliki melalui bentuk tulisan
narasi.
Tulisan narasi merupakan jenis tulisan yang berisikan
tentang cerita. Keraf (2007:136) mengemukakan bahwa narasi adalah suatu bentuk
wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk
yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu
kesatuan waktu. Narasi juga dapat dikatakn sebagai suatu bentuk wacana yang
berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa
yang telah terjadi.
Menulis merupakan hal yang tidak mudah dilakukan
dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Masyarakat beranggapan
bahwa menulis merupakan aktivitas yang membosankan, bahkan aktivitas menulis
kerap kali dianggap sebagai sesuatu yang sulit dilakukan. Hal inilah yang
menyebabkan rendahnya produktivitas menulis. Seperti hasil penelitian yang
dilakukan oleh Wawruntu dalam Kurniasih (2006:3) mengatakan bahwa rendahnya
produktivitas menulis terjadi karena adanya anggapan di dalam masyarakat bahwa
secara kognitif aktivitas menulis lebih kompleks jika dibandingkan dengan
kegiatan membaca dan berbicara. Apabila dibandingkan dengan kegiatan berbahasa
yang lainnya, melakukan aktivitas menulis juga dianggap memakan lebih banyak
waktu. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan yang lebih bervariasi dan latihan
yang intensif dalam pembelajaran menulis. Sejalan dengan Wawruntu, Tarigan
(2008:9) mengatakan bahwa keterampilan menulis itu tidak datang dengan
sendirinya. Dia menuntut latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang
berprogram. Oleh karena itu latihan menulis secara intensif sangat diperlukan
sebab menulis merupakan suatu proses.
Uraian mengenai rendahnya produktivitas siswa dalam
kegiatan menulis di atas, juga dialami beberapa siswa, khususnya siswa kelas
VII SMP Muhammadiyah 1 Jombang. Rendahnya kemampuan siswa disebabkan karena
kegiatan yang lebih bervariasi dalam pembelajaran menulis tidak dilaksanakan
dengan baik oleh guru. Penentuan strategi yang efektif oleh guru untuk
menyampaikan materi menulis narasi kurang tepat sehingga menjadikan siswa pada
kelas tersebut tidak tertarik untuk membuat karangan narasi, kemampuan siswa
dalam menentukan topik kurang, siswa kesulitan dalam menuangkan ide, dan siswa
kurang mampu dalam membuat karangan yang runtut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa
kegiatan yang lebih bervariasi dalam pembelajaran menulis sangat diperlukan.
Hal ini bertujuan untuk menghilangkan rasa bosan pada siswa saat melakukan
kegiatan menulis. Oleh karena itu, pemilihan strategi yang tepat dalam
menyampaikan pembelajaran sangat penting dilakukan, terutama pada pembelajaran
menulis narasi. Tidak semua strategi yang ada bisa diterapkan pada pembelajaran
menulis narasi, karena pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang membutuhkan
daya imajinasi siswa. Tanpa adanya hal itu, siswa akan kesulitan dalam
memunculkan ide, apalagi menuangkan idenya ke dalam bentuk tulisan narasi.
Strategi yang dipilih dalam pembelajaran ini harus
merupakan strategi yang dapat merangsang imajinasi siswa sehingga siswa dapat
memunculkan ide dan menuangkannya ke dalam bentuk tulisan narasi secara runtut.
Jadi strategi yang dibutuhkan dalam pembelajaran menulis narasi harus merupakan
strategi yang dapat menjadi stimulus bagi siswa untuk mengeluarkan ide-ide
cemerlangnya.
Berdasarkan uraian di atas, strategi Mind Mapping
atau peta pikiran merupakan salah satu strategi yang tepat untuk digunakan guru
dalam pembelajaran menulis narasi. Buzan (2007:4) menjelaskan bahwa Mind
Mapping merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak
dan mengambil informasi ke luar dari otak, serta cara mencatat yang kreatif,
efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran. Pembelajaran
menulis narasi yang menggunakan strategi Mind Mapping akan menjadi lebih
efektif karena strategi ini dapat merangsang siswa untuk lebih mudah menuangkan
dan menyusun idenya ke dalam bentuk tulisan secara runtut karena adanya peta
pikiran yang akan menjadi rambu-rambu atau acuan pola pikir mereka.
Berdasarkan penjelasan tentang strategi Mind
Mapping dalam mengefektifkan pembelajaran menulis narasi, maka peneliti
tertarik untuk menerapkan strategi Mind Mapping ini untuk meningkatkan
kemampuan menulis narasi siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Jombang. Peneliti
memilih objek penelitiannya pada siswa SMP, karena pada umunya secara kemampuan
sudah jelas dapat dikatakan bahwa siswa SMP memiliki kemampuan yang lebih
rendah dari pada siswa SMA pada pembelajaran menulis narasi. Selanjutnya, kelas
yang dipilih peneliti adalah kelas VII karena secara tingkatan, siswa kelas VII
sudah jelas memiliki kemampuan menulis narasi lebih rendah dari pada kelas VIII
dan IX.
Alasan peneliti memilih SMP Muhammadiyah 1 Jombang
sebagai objek penelitian karena sekolah yang bertempat di jalan Ir. H. Juanda
Jombang ini merupakan sekolah swasta yang tentunya berbeda dengan sekolah
negeri yang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Selain itu, gedung
sekolah ini bertempat satu gedung dengan gedung SD Muhammadiyah, dan banyak
siswa yang memiliki latarbelakang berbeda, seperti sekolah asal maupun
latarbelakang ekonomi keluarga. Sedangkan siswa kelas VII dipilih karena siswa
kelas VII merupakan siswa yang masih dalam proses peralihan tingkah laku dari
jenjang SD ke SMP.
Penggunaan strategi Mind Mapping dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi dipilih peneliti karena
strategi ini juga belum pernah dipakai dalam proses pembelajaran di SMP
Muhammadiyah 1 Jombang. Hal ini tentunya akan menjadi sumbangsih pemikiran pada
pembelajaran menulis narasi di SMP Muhammadiyah 1 Jombang.
Peneliti menerapkan strategi belajar Mind Mapping melalui
penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu pendekatan untuk
meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap
hasil pendidikan dan pembelajaran (Arikunto dkk, 2010:105). Dengan demikian,
diharapkan strategi Mind Mapping ini dapat meningkatkan kemampuan
menulis narasi siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Jombang yang masih rendah.
Penelitian
mengenai upaya dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi sebelumnya pernah
diteliti oleh Fitri Zahniar Firdaus pada tahun 2010 dengan judul Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan
Narasi Melalui Metode Karya Wisata Peserta Didik Kelas III SDN Mancilan
Mojoagung Jombang Tahun 2009-2010 dengan rumusan masalah mengenai
keefektifan penerapan metode karya wisata. Hasil dari penelitian tersebut
adalah bahwa penerapan metode karya wisata dapat meningkatkan motivasi belajar
menulis karangan narasi siswa kelas III SDN Mancilan II Mojoagung Jombang
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis tiap indikator dalam
penelitian yang meningkat tajam dari kondisi awal sebelum tindakan dan sesudah
dilakukan tindakan. Pencapaian nilai rata-rata sebelum tindakan adalah 52,
setelah dilakukan tindakan meningkat menjadi 65 pada siklus I, dan 78 pada
siklus II.
Penelitian kemampuan menulis karangan juga pernah
dilakukan namun dengan memanfaatkan penerapan media, yaitu penelitian oleh
Verty Martha Rohmayanti pada tahun 2010 yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Berdasarkan Gambar Seri Siswa
Kelas 3 SDN Candimulyo IV Kecamatan Jombang Tahun Pelajaran 2009/ 2010 dengan
rumusan masalah mengenai kesesuaian judul, ketepatan pola kalimat, ketepatan
urutan peristiwa, dan penggunaan ejaan. Hasil dari penelitian kemampuan menulis
dengan media gambar seri adalah bahwa kemampuan siswa dalam menulis narasi
mengalami peningkatan.
Penelitian sebelumnya juga pernah dilakukan Sri
Indarti (2011) dengan topik yang sama dengan Verty Martha Rohmayanti, yaitu
pada penerapan media gambar seri dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Seri
Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Kepuhrejo II Kecamatan
Kudu Kabupaten Jombang Tahun 2009/2010. Hasil yang diperoleh adalah media
gambar seri ternyata mampu meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa
kelas III SDN Kepuhrejo II. Peningkatan kemampuan menulis siswa dapat terlihat
pada nilai rata-rata yang diperoleh siswa selama dua siklus. Respon siswa
terhadap pembelajaran dengan media gambar seri sangat baik sehingga siswa
merasa senang mengikuti pelajaran menulis narasi.
Persamaan
peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah sama-sama berupaya
meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa. Perbedaannya adalah
peneliti terdahulu meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa dengan
menggunakan metode karya wisata dan media gambar seri, sedangkan peneliti
sekarang menggunakan strategi belajar Mind
Mapping.
Selain itu
strategi Mind Mapping ini juga memiliki keunggulan yang lebih
dibandingkan metode karya wisata dan media gambar seri, yaitu metode karya wisata dan media gambar seri
hanya berfungsi sebagai perangsang untuk daya imajinasi siswa, sedangkan
strategi Mind Mapping selain berfungsi sebagai perangsang untuk daya
imajinasi siswa, juga dapat memandu siswa agar dapat menulis sebuah karangan
yang runtut karena adanya peta pikiran pada strataegi ini yang dapat menjadikan
pola pikir siswa lebih terarah dan terkonsep.
Berdasarkan uraian latar belakang dan penemuan tiga
peneliti terdahulu, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul
“Penerapan Strategi Belajar Mind
Mapping dalam Meningkatankan Keterampilan Menulis Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 1 Jombang Tahun Pelajaran 2013-2014”.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, peneliti merumuskan
masalah dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
1.
Apakah penerapan strategi belajar Mind Mapping dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Jombang
tahun pelajaran
2013-2014?
2.
Bagaimana respon siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 terhadap pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan strategi
belajar Mind Mapping?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
untuk mengetahui:
1.
pengaruh penerapan strategi belajar Mind Mapping terhadap
kemampuan menulis siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Jombang tahun pelajaran 2013-2014;
2.
respon siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 terhadap pembelajaran menulis narasi dengan
menggunakan strategi belajar Mind Mapping.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat
penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat bagi siswa adalah untuk
(1) memberikan
motivasi siswa dalam pembelajaran menulis
narasi, dan (2) meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia khususnya dalam menulis narasi.
2. Manfaat bagi guru adalah untuk menambah pengetahuan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia tentang penggunaan strategi yang tepat dalam pembelajaran menulis
karangan khususnya karangan narasi.
3. Manfaat bagi sekolah adalah hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dipakai
sebagai salah satu strategi pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
4. Manfaat bagi peneliti lain adalah sebagai bahan rujukan
penelitian selanjutnya yang menggunakan tema judul sejenis.
METODOLOGI
PENELITIAN
Rancangan
Penelitian
Penelitian yang
berjudul Penerapan Strategi Belajar Mind Mapping dalam Meningkatkan
Kemampuan Menulis Siswa Kelas VII-c SMP Muhammadiyah 1 Jombang Tahun Pelajaran
2013-2014 merupakan penelitian deskriptif kualitatif, karena menghasilkan
data berupa deskripsi kata-kata tertulis yang disesuaikan dengan rumusan masalah
dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi dalam bentuk karangan
narasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
tindakan kelas (PTK). Eliot (Suwandi, 2010:9) menjelaskan bahwa penelitian tindakan
merupakan suatu kajian tentang situasi sosial dengan tujuan memperbaiki mutu
tindakan dalam situasi sosial. Sejalan dengan pernyataan Eliot, Arikunto (2010:105) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pendekatan
untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan
terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran. Berdasarkan dua pendapat tentang
penelitian tindakan kelas, maka dapat dikatakan bahwa hal terpenting dari
penelitian tindakan kelas adalah adanya tindakan yang dilakukan oleh guru untuk
mengatasi masalah atau kesulitan siswa dalam belajar serta mewujudkan
pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa langkah yang
harus dilakukan. Kurt Lewin (Suwandi, 2010:27) menggambarkan penelitian
tindakan kelas sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap
langkah memiliki empat tahap, yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observation),
dan refleksi (reflecting).
Tahap-tahap yang
membentuk satu siklus dapat dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan tahapan
ulang berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus sebelumnya. Jumlah siklus
dalam suatu penelitian tindakan bergantung pada keberhasilan dalam memecahkan
permasalahan penelitian yang dihadapi.
Penelitian ini
dilaksanakan selama dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan melalui empat
tahap kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
1.
Perencanaan peneliti lakukan dengan pengamatan terhadap arsip guru yang
meliputi hasil kerja siswa dan nilai siswa, serta melakukan diskusi dengan guru
mata pelajaran untuk memperoleh informasi tentang permasalahan yang dihadapi
guru dan siswa dengan harapan hasil diskusi dapat dijadikan sebagai acuan
peneliti untuk melakukan tindakan sehingga mendapatkan hasil yang objektif dan
sesuai dengan harapan.
2.
Tindakan dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah. Peneliti
dalam pelaksanaan tindakan ini berkolaborasi dengan guru mata pelajaran agar
proses pemecahan permasalahan dapat teratasi semaksimal mungkin. Tindakan yang
dilakukan menyesuaikan dengan penerapan strategi Maind Mapping.
3.
Pengamatan dilakukan terhadap setiap hasil tindakan untuk mengetahui
seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran. Pengamatan
dilaksanakan peneliti dengan bantuan
guru mata pelajaran terhadap kinerja
peserta didik dan situasi pembelajaran di kelas serta mengamati hasil tes dan
angket siswa.
4.
Peneliti melakukan refleksi terhadap tingkat perbedaan kemampuan
menulis narasi siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran yang menggunakan
strategi Mind Mapping. Refleksi juga dilakukan terhadap kendala maupun
hambatan yang dialami selama proses pembelajaran.
SUMBER DATA DAN DATA
PENELITIAN
Sumber
data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010:172). Sumber
data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-c SMP Muhammadiyah 1 Jombang
tahun pelajaran 2013-2014. Data dalam penelitian ini adalah hasil karangan
narasi siswa setelah penerapan strategi belajar Mind Mapping dan hasil
respon siswa terhadap penerapan strategi belajar Mind Mapping pada
setiap siklus.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
1.
Kajian arsip
Peneliti melakukan kajian terhadap dokumen atau arsip
yang ada, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru, materi
pelajaran, hasil karangan siswa, dan nilai siswa yang diberikan guru.
2.
Pengamatan
Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan
berperan serta secara aktif, yakni peneliti berperan sebagai guru yang
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar Mind Mapping.
Pengamatan dilakukan peneliti untuk mengetahui tingkah laku siswa saat proses
pembelajaran berlangsung.
3.
Diskusi
Diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil
pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Diskusi dilakukan antara peneliti
dan guru mata pelajaran. Diskusi dilaksanakan untuk memperoleh informasi
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian dengan harapan
hasil diskusi dapat dijadikan sebagai acuan peneliti untuk melakukan penelitian
dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan peneliti.
4.
Tes
Tes yang digunakan bertujuan
untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah pemberian tindakan, yakni pelaksanaan pembelajaran menulis pengalaman
pribadi dalam bentuk karangan narasi melalui penerapan strategi belajar Mind
Mapping. Tes ini dilakukan agar peneliti dapat
mengidentifikasi kekurangan satu per satu hasil pekerjaan siswa sehingga
peneliti dapat menemukan pemecahan yang tepat untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
5. Angket
Angket diberikan pada akhir pembelajaran untuk
mengetahui respon siswa terhadap penerapan strategi belajar Mind Mapping.
PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti melalui empat tahap kegiatan,
yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.
Setelah terlebih dahulu diperoleh permasalahan tentang kemampuan menulis narasi
pada siswa kelas VII-c SMP Muhammadiyah 1 Jombang, maka penelitian ini di
laksanakan dalam dua siklus dengan tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi.
Prosedur
Siklus I dan Siklus II
a.
Perencanaan
Perencanaan
dilakukan untuk persiapan pembelajaran ketrampilan menulis dengan menggunakan
strategi Mind Mapping. Langkah awal yang dilakukan yaitu menyusun
rencana pembelajaran yang merupakan program kerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran untuk mencapai tujuan. Rencana pembelajaran dibuat untuk perbaikan
pembelajaran berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada pembelajaran sebelumnya.
Perencanaan
pembelajaran menulis naratifs dilakukan dalam alokasi waktu 4 x 40 menit (2
kali pertemuan). Pertemuan pertama pada 21 Januari 2014 pada jam efektif
pelajaran ke 5 dan 6, dan petemuan kedua pada 27 Januari 2014 pada jam efektif
pelajaran ke 3 dan 4.
Pada tahap
ini selain menyusun rencana pembelajaran, peneliti juga membuat instrumen
berupa tes mengarang yang dibuat berdasarkan indikator pembelajaran dan hasil
diskusi bersama guru mata pelajaran. Selain menyiapkan instrumen tes, peneliti
juga menyiapkan perangkat tes yang berupa pedoman penilaian. Pedoman penilain
dipusatkan pada empat indikator penilaian dalam pembelajaran menulis, yaitu
kesesuaian judul dengan isi, kesesuaian konsep dengan isi, ejaan dan tanda
baca, serta koherensi antar kalimat. Peneliti juga membuat angket respon siswa
untuk mengetahui antusias siswa terhadap pembelajaran, dan lembar observasi
guru untuk mengetahui ketercapaian langkah pembelajaran dan tingkah laku siswa
selama pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan
merupakan tindakan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Tindakan
yang akan dilakukan secara garis besar adalah melaksanakan proses pembelajaran
menulis karangan narasi dengan menggunakan strategi Mind Mapping atau
peta pikiran.
c.
Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini peneliti melakukan
pengamatan dibantu oleh guru mata pelajaran. Sasaran yang diamati adalah hasil
tes menulis pengalaman pribadi dalam bentuk karangan narasi melalui empat
indikator penilaian, yaitu kesesuaian judul dengan isi, kesesuaian konsep
dengan isi, ejaan dan tanda baca, serta koherensi antar kalimat, dengan
kriteria penilaian sebagai berikut:
Setelah didapatkan hasil pengamatan secara klasifikal,
selanjutnya pengamatan ditujukan pada hasil secara umum sehingga didapatkan
sebuah hasil secara umum mengenai peningkatan kemampuan menulis narasi siswa baik
pada siklus I maupun siklus II.
Selain pengamatan terhadap hasil tes menulis karangan
narasi, pengamatan juga dilakukan terhadap hasil angket respon siswa terhadap
strategi Mind Mapping pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui
antusias siswa terhadap pembelajaran, dan lembar observasi guru untuk
mengetahui ketercapaian langkah pembelajaran dan tingkah laku siswa selama
pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Setelah melakukan pengamatan, selanjutnya peneliti
melakukan refleksi. Refleksi merupakan tindakan suatu kegiatan yang dilakukan
dengan cara mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan yang telah dilakukan. Peneliti melakukan refleksi dengan tujuan untuk
mengetahui hasil atau dampak pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, Peneliti
juga berdiskusi dengan guru mata pelajaran untuk mendapatkan masukan yang
bermanfaat.
TEKNIK ANALISIS DATA
Data yang
diperoleh dianalisis dengan menghitung prosentasi dan nilai rata-ratanya. Kemudian
dideskripsikan makna dari hasil hitungan tersebut berdasarkan kriteria yang
ditentukan.
PEMBAHASAN
Kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21
Januari 2014, dan siklus II pada hari Senin tanggal 27 Januari 2014, bertempat
di SMP Muhammadiyah 1 Jombang siswa kelas VII-c dengan jumlah 22 siswa. Berikut
hasil nilai yang diperoleh pada tindakan siklus I dan siklus II.
Tabel 1 Daftar Nilai Menulis
Karangan Narasi Siklus I
No
|
Nama
|
Aspek yang dinilai
|
Rata-rata
|
|||
KJI
|
KKI
|
ETB
|
KK
|
|||
1
|
Aisyah
|
3
|
4
|
4
|
5
|
80
|
2
|
Aldi
|
3
|
4
|
3
|
3
|
65
|
3
|
Amella
|
4
|
4
|
3
|
3
|
70
|
4
|
Chandra
|
2
|
4
|
3
|
3
|
60
|
5
|
Denesya
|
4
|
5
|
4
|
4
|
85
|
6
|
Diana
|
4
|
5
|
4
|
4
|
85
|
7
|
Erwanda
|
3
|
4
|
4
|
4
|
75
|
8
|
Faiqohan
|
4
|
4
|
3
|
4
|
75
|
9
|
Hana
|
4
|
4
|
4
|
4
|
80
|
10
|
Jovian
|
4
|
5
|
3
|
4
|
80
|
11
|
M. Alfaridzi
|
3
|
3
|
3
|
3
|
60
|
12
|
Mu’izza
|
3
|
3
|
3
|
3
|
60
|
13
|
Noorsha
|
3
|
3
|
2
|
3
|
55
|
14
|
Raditya
|
4
|
4
|
4
|
4
|
80
|
15
|
Rahmatullah
|
3
|
2
|
2
|
2
|
45
|
16
|
Rani
|
3
|
5
|
4
|
4
|
80
|
17
|
Ratih
|
2
|
4
|
3
|
4
|
65
|
18
|
Ricke
|
3
|
3
|
3
|
3
|
60
|
19
|
Rizki
|
4
|
3
|
2
|
3
|
60
|
20
|
Rizky
|
4
|
3
|
2
|
3
|
60
|
21
|
Rudi
|
4
|
2
|
3
|
3
|
60
|
22
|
Diaz
|
4
|
4
|
4
|
4
|
80
|
Jumlah
|
75
|
82
|
70
|
77
|
1520
|
|
Rata-rata kelas
|
68,18
|
74,55
|
63,64
|
70
|
69,09
|
Tabel 2 Daftar Nilai Menulis
Karangan Narasi Siklus II
No
|
Nama
|
Aspek yang dinilai
|
Rata-rata
|
|||
KJI
|
KKI
|
ETB
|
KK
|
|||
1
|
Aisyah
|
4
|
5
|
4
|
5
|
90
|
2
|
Aldi
|
4
|
4
|
4
|
4
|
80
|
3
|
Amella
|
4
|
5
|
3
|
3
|
75
|
4
|
Chandra
|
5
|
4
|
3
|
4
|
80
|
5
|
Denesya
|
4
|
5
|
4
|
5
|
90
|
6
|
Diana
|
4
|
5
|
5
|
5
|
95
|
7
|
Erwanda
|
4
|
4
|
4
|
4
|
80
|
8
|
Faiqohan
|
4
|
5
|
4
|
5
|
90
|
9
|
Hana
|
4
|
5
|
4
|
5
|
90
|
10
|
Jovian
|
4
|
5
|
3
|
5
|
85
|
11
|
M. Alfaridzi
|
2
|
4
|
3
|
3
|
60
|
12
|
Mu’izza
|
4
|
4
|
4
|
4
|
80
|
13
|
Noorsha
|
3
|
3
|
2
|
3
|
55
|
14
|
Raditya
|
4
|
4
|
4
|
4
|
80
|
15
|
Rahmatullah
|
4
|
4
|
3
|
4
|
75
|
16
|
Rani
|
5
|
5
|
4
|
5
|
95
|
17
|
Ratih
|
4
|
4
|
4
|
4
|
80
|
18
|
Ricke
|
5
|
5
|
4
|
5
|
95
|
19
|
Rizki
|
3
|
3
|
3
|
3
|
60
|
20
|
Rizky
|
3
|
3
|
3
|
3
|
60
|
21
|
Rudi
|
3
|
3
|
3
|
2
|
55
|
22
|
Diaz
|
5
|
4
|
4
|
4
|
85
|
Jumlah
|
86
|
93
|
79
|
89
|
1735
|
|
Rata-rata kelas
|
78,18
|
84,55
|
71,82
|
80,91
|
78,86
|
Keterangan:
KJI
|
:
Kesesuaian Judul dengan Isi
|
KKI
|
:
Kesesuaian Konsep dengan Isi
|
ETB
|
:
Ejaan dan Tanda Baca
|
KK
|
:
Koherensi antar Kalimat
|
Rumus
penilaian:
|
Jumlah skor yang diperoleh x 100
20
|
|
Rumus Perhitungan
rata-rata kelas:
|
Jumlah skor seluruh siswa x 100
110 *)
|
|
*) 110 dari 5 (skor
maksimal per aspek) x jumlah siswa (22) = 110
|
||
Tabel 3 Rekapitulasi
Hasil Angket Siklus I dan Siklus II
No
|
Pertanyaan
|
Respon
|
Siklus I
|
Siklus II
|
1
|
Apakah pembelajaran dengan stratgei belajar Mind
Mapping menyenangkan?
|
Ya
|
86%
|
100%
|
Tidak
|
14%
|
0%
|
||
2
|
Apakah pembelajaran dengan stratgei belajar Mind
Mapping mudah dipahami?
|
Ya
|
82%
|
100%
|
Tidak
|
18%
|
0%
|
||
3
|
Apakah pembelajaran dengan stratgei belajar Mind
Mapping dapat membantu kamu agar lebih mudah mengawali kegiatan menulis?
|
Ya
|
77%
|
95%
|
Tidak
|
23%
|
5%
|
||
4
|
Apakah pembelajaran dengan stratgei belajar Mind
Mapping dapat membantu kamu dalam membuat karangan narasi?
|
Ya
|
73%
|
91%
|
Tidak
|
27%
|
9%
|
||
5
|
Apakah pembelajaran dengan stratgei belajar Mind
Mapping dapat mendorong kamu lebih kreatif dan senang menulis?
|
Ya
|
64%
|
77%
|
Tidak
|
36%
|
23%
|
Berdasarkan
data prosentase hasil kerja siswa selama penelitian, kemampuan siswa dalam
menulis pengalaman pribadi dalam bentuk karangan narasi menunjukkan peningkatan
yang signifikan. Pada pembelajaran sebelum tindakan atau pra siklus, nilai
rata-rata siswa adalah 53,86, kemudian meningkat menjadi 69,09 pada siklus I,
dan pada siklus II kemampuan siswa dalam menulis pengalaman pribadi dalam
bentuk karangan narasi meningkat menjadi 78,86.
Berdasarkan data rekapitulasi hasil angket pada siklus
I dan siklus II, resepon siswa terhadap strategi belajar Mind Mapping menunjukkan
peningkatan yang baik. Pada pembelajaran siklus I, secara umum antusias siswa
terhadap strategi belajar Mind Mapping adalah
76%, dan pada pembelajaran siklus II, antusias siswa terhadap strategi belajar Mind Mapping meningkat menjadi 93%.
Pembahasan dalam penelitian ini berdasarkan hasil
penelitian yang telah diperoleh, meliputi hasil pra siklus, siklus I dan siklus
II. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan
siklus II. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi, pertama, hasil tes
menulis pengalaman pribadi dalam bentuk karangan narasi. Aspek-aspek yang
dinilai adalah kesesuaian judul dengan isi, kesesuaian konsep dengan isi, ejaan
dan tanda baca, dan koherensi antar kalimat. Kedua, angket respon
terhadap strategi Mind Mapping.
Sebelum dilaksakan pembelajaran dengan menggunakan
strategi belajar Mind Mapping, peneliti terlebih dahulu melakukan
pengamatan dan diskusi dengan guru mata pelajaran terhadap hasil kemampuan
menulis narasi siswa. Setelah mengetahui hasil kemampuan siswa dalam menulis
narasi, peneliti melakukan tindakan siklus I dan siklus II, yaitu pembelajaran
menulis pengalaman pribadi dalam bentuk karangan narasi dengan menggunakan
strategi Mind Mapping.
Peneliti, yang bertindak sebagai guru pada silklus I
dan siklus II, selalu mengawali pembelajaran dengan mempresensi kehadiran siswa
terlebih dahulu. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan menanyakan keadaan
siswa untuk menciptakan suasana komunikatif antara guru dan siswa, lalu guru
mengarahkan siswa ke pokok materi dengan cara berdialog dengan beberapa siswa
dan bertanya tentang pengalaman pribadi mereka. Guru juga sesekali memasukkan
unsur humor dalam dialognya untuk menimbulkan suasana kelas yang menyenangkan
sehingga siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Setelah siswa
memahami maksud dari pembicaraan, guru mulai menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, yaitu siswa dapat menentukan topik yang
berhubungan dengan pengalaman pribadinya, siswa dapat menyusun pengalaman
pribadi dalam bentuk karangan narasi dengan memperhatikan kesesuaian isi dengan
topik, ejaan dan tanda baca, serta koherensi antar kalimat.
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi dengan
mengenalkan lima jenis tulisan dengan trik lima jari agar siswa lebih mudah
dalam mengingat kata “DEPAN” yang merupakan akronim dari Deskripsi, Eksposisi,
Persuasi, Argumentasi, dan Narasi. Selanjutnya penjelasan lebih ditekankan pada
tulisan narasi, meliputi pengertian dan jenis-jenis narasi beserta contohnya.
Pada kegiatan ini, guru mengutamakan keaktifan siswa dalam berpendapat mengenai
pokok materi yang dibahas. Pendapat yang kurang tepat akan diluruskan oleh
guru.
Setelah siswa memahami materi, guru mengeluarkan Mind
Mapping yang sudah disiapkan dan menjelaskan cara membuat karangan narasi
melalui strategi Mind Mapping. setelah itu guru menunjukkan perbedaan
antara bercerita secara langsung dengan bercerita menggunakan Mind Mapping
dengan cara menyuruh satu siswa maju ke depan untuk bercerita tentang
pengalaman pribadinya saat liburan. Saat siswa bercerita secara langsung, siswa
bercerita dengan nada terbata-bata dan peristiwa yang diceritakan tidak runtut.
Setelah itu peneliti menyuruh siswa untuk bercerita kembali berdasarkan Mind
Mapping yang ditentukan guru. Saat siswa bercerita dengan menggunakan acuan
Mind Mapping, peristiwa yang diceritakan runtut dan siswa tidak
terbata-bata saat bercerita. Hal ini dikarenakan adanya Mind Mapping
yang menjadi acuan pola pikir siswa sehingga cerita menjadi terarah. Setelah
siswa memahami cara membuat karangan narasi melalui strategi Mind Mapping,
guru menugasi siswa untuk membuat karangan narasi berdasarkan Mind Mapping
atau peta pikiran yang dijadikan sebagai acuan dalam bercerita.
Pada kegiatan akhir, setelah siswa menyelesaikan dan
mengumpulkan tugasnya, guru menyuruh satu siswa maju ke depan untuk membacakan
hasil tulisannya. Selanjutnya guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa
dalam pembelajaran. Setelah guru memberikan solusi terhadap kesulitan yang
dihadapi siswa, guru membagikan angket kepada siswa untuk mengetahui seberapa
besar antusias siswa terhadap strategi Mind Mapping. Setelah semua
kegiatan belajar selesai, guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar, lalu guru
memotivasi siswa agar selalu berlatih menulis dengan menggunakan strategi Mind
Mapping.
Setelah
dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Mind Mapping pada siklus I dan
siklus II, kemampuan menulis narasi siswa menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Kemampuan rata-rata siswa dalam menulis pengalaman pribadi dalam
bentuk karangan narasi yang semula 54 pada pra siklus meningkat menjadi 69 pada siklus I. Namun
hasil ini masih di bawah KKM guru, yaitu 75. Setelah dilakukan perbaikan pada
siklus II, kemampuan rata-rata siswa dalam menulis pengalaman pribadi dalam
bentuk karangan narasi meningkat menjadi 79 dan hasil ini sudah sesuai dengan
harapan guru.
Mengingat kemampuan menulis pengalaman pribadi dalam bentuk narasi siswa
kelas VII-c SMP Muhammadiyah 1 Jombang yang sangat rendah sebelum dilakukan
penelitian tindakan kelas, kemudian ada peningkatan yang berarti setelah
dilakukan tindakan kelas pada siklus I, dan terjadi peningkatan yang sangat
baik sesuai dengan target peneliti pada siklus II, maka tidak diperlukan lagi
siklus III.
SIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian serta
pembahasan yang telah diuraikan tentang
Penerapan Strategi Belajar Mind
Mapping dalam Meningkatankan Keterampilan Menulis Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah
1 Jombang Tahun Pelajaran 2013-2014, maka peneliti dapat membuat simpulan
sebagai berikut.
Kemampuan menulis narasi
siswa kelas VII SMP Muhammadiyah I Jombang mengalami peningkatan setelah
dilakukan pembelajaran dengan strategi Mind Mapping. Pada pra siklus
dari 22 jumlah siswa, pencapaian nilai
rata-rata siswa adalah 54, hasil yang masih jauh dari nilai KKM (75) guru.
Kemudian setelah dilakukan tindakan siklus I, nilai rata-rata siswa meningkat
menjadi 69, dan pada siklus II kemampuan menulis narasi siswa meningkat menjadi
79 atau sudah berada di atas nilai KKM guru.
Peningkatan kemampuan menulis narasi siswa dari pra
siklus, siklus I dan siklus II ternyata juga diikuti dengan perubahan antusias
siswa terhadap pembelajaran menulis. Berdasarkan angket respon siswa dan
catatan lapangan guru dapat diketahui bahwa siswa sangat antusias terhadap
pembelajaran menulis dengan strategi Mind
Mapping karena siswa merasa terbantu dengan adanya strategi ini sehingga
menulis terasa lebih mudah dan menyenangkan.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
tindakan kelas yang peneliti laksanakan, maka peneliti mengemukakan saran-saran
sebagai berikut:
1.
Bagi guru bahasa Indonesia disarankan untuk
menerapkan dan mengembangkan strategi belajar Mind Mapping dalam pembelajaran menulis karena berdasarkan hasil
penelitian strategi ini terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis karangan narasi.
2.
Bagi siswa disarankan untuk menggunakan
strategi belajar Mind Mapping dalam
pembelajaran menulis narasi karena dengan adanya peta pikiran yang telah dibuat
sebagai acuan bercerita, siswa akan merasa lebih mudah dan terbantu dalam
kegiatan menulis.
3. Bagi
peneliti lain disarankan dapat melakukan penelitian serupa dengan strategi yang
berbeda sehingga diperoleh berbagai alternatif strategi pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 1998. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Arikunto, Suharsimi., Suhardjono, dan
Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Buzon, Tony. 2007. Mind Mapping.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Faizun.2012. Kurikulum Bahan Perkuliah Prodi Stkip Jombang. Jombang: STKIP PGRI
Jombang.
Firdaus, Fitri Zahniar. 2010. Meningkatkan
Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Metode Karya Wisata Peserta Didik
Kelas III SDN Mancilan Mojoagung Jombang Tahun 2009-2010. Jombang: STKIP
PGRI JOMBANG.
Indarti, Sri. 2011. Peningkatan
Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Seri pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Siswa SDN Kepuhrejo II Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang Tahun
2009/ 2010. Jombang: STKIP PGRI JOMBANG.
Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan
Narasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Riyanto, Yatim. 2007. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: UNESA
University Press.
Rohmayanti, Verty Martha. 2010. Peningkatan
Kemampuan Menulis Karangan Berdasarkan Gambar Seri Siswa Kelas III SDN
Candimulyo IV Kecamatan Jombang Tahun Pelajaran 2009/ 2010. Jombang: STKIP
PGRI JOMBANG.
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.
Suwandi, Sarwidji. 2010. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pressindo
Tarigan, Guntur Henry. 2008. Menulis
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung.
Trianto. 2007. Model-Model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrukvistik. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Wena, Made. 2011. Strategi
Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Komentar
Posting Komentar