KUMPULAN PUISI
CINTA
M.
Qowiyuddin Shofi
Saat
kau menatap seseorang sambil tersenyum, itulah cinta
Saat
kau berlali karena malu ada dia, itulah cinta
Saat
kau resah karena kau tidak melihatnya, itulah cinta
Saat
kau menangis setelah mengetahuinya sudah dimiliki, itulah cinta
Saat
kau marah karena tidak diperhatikannya, itulah cinta
Saat
kau dag dig dug di sampingnya, itulah cinta
Saat
kau tersenyum gila saat mengingatnya, itulah cinta
Saat
kau menyebutnya dalam tidur, itulah cinta
Saat
kau selalu ingin tahu tentangnya, itulah cinta
Namun
saat kau menerima semua kekurangannya, itulah cinta yang luar biasa
PERATAPAN
ASMARA
Moh. Qowiyuddin Shofi
Malam saat rembulan mulae menari di tengah himpitan
awan gelap.
Di sudut kamar sempit, ditemani coro coro yang sedang berdiskusi.
Aku membayangmu datang membawa sewadah rohaniah asmara.
Lalu menumpahkannya di sekujur wajahku hingga aku tersadar.
Aku telah lama mencintaimu, sejak dulu, sampaiku dibangunkan lagi dari liang kubur.
Di sudut kamar sempit, ditemani coro coro yang sedang berdiskusi.
Aku membayangmu datang membawa sewadah rohaniah asmara.
Lalu menumpahkannya di sekujur wajahku hingga aku tersadar.
Aku telah lama mencintaimu, sejak dulu, sampaiku dibangunkan lagi dari liang kubur.
PENGAKUAN
Moh. Qowiyuddin Shofi
Ya, dialah yang pertama saat aku belajar mengenal
cinta.
Benar, perempuan itulah yang kedua saat aku mulai pintar bermain rasa.
Memang, gadis itu yang ketiga saat aku merasa gagal dalam berasmara.
Betul, wanita itu yang keempat saat aku berani mengadu cinta dalam lara.
Semuanya adalah fakta masa lalu.
Jujur, kau bukan yang pertama atau kedua sampai keempat.
Tapi kini, memang kaulah perempuan yang terakhir saat aku mulai memahami apa itu cinta.
Karena.
Kaulah fakta masa depan.
Benar, perempuan itulah yang kedua saat aku mulai pintar bermain rasa.
Memang, gadis itu yang ketiga saat aku merasa gagal dalam berasmara.
Betul, wanita itu yang keempat saat aku berani mengadu cinta dalam lara.
Semuanya adalah fakta masa lalu.
Jujur, kau bukan yang pertama atau kedua sampai keempat.
Tapi kini, memang kaulah perempuan yang terakhir saat aku mulai memahami apa itu cinta.
Karena.
Kaulah fakta masa depan.
S
E T I A K U
M.
Qowiyuddin S.
Aku
ingin setia kepadamu
Seperti
mata uang yang selalu bersatu
Aku
ingin setia selamanya untukmu
Seperti
tanah yang selamanya menjadi pijakanku
Aku
pastikan setiaku bersamamu
Seperti
permata bersarikan dewi madu
SAJAK
UNTUKMU
M.
Qowiyuddin S.
Hatiku
di malam ini terasa sangat pilu
Hai
Gadis. Kamulah satu satunya sosok abadi yang mengganggu hidupku
Hingga
aku termangu membisu di dalam gelapnya sepi
Rasa
yang kini membungkus hidupku mulai terasa sangat menyiksa hati
Dan
cintalah yang selama ini ingin ku luapkan padamu
Aku
resah kenapa kau tak pernah membalas cintaku
Aku
galau kenapa hanya ini yang kau berikan padaku
Tidak
bisakah kau sadar bahwa kau selayaknya bunga desa yang ku kagumi
Hingga
aku menggila sampai tak sadarkan diri
Aku
memang tak pantas untuk kau kagumi
Tak
lebih dari apapun yang ada di dunia ini
Tapi
tak bisakah kau meluangkan waktu sejenak untuk berpaling dan tersenyum padaku
saat kau pergi
Hingga
nyawa ini bisa tenang abadi di persemayaman perut bumi
Cintaku
ku ukir dalam lapisan dinding bumi atas namamu
Agar
saat semua makhluk mati, mereka tahu bahwa kaulah yang ku pinta selama ini
Meski
itu tidak mungkin
SEROJA
M.
Qoiwyuddin S.
Seroja,
Hari
ini dengarkanlah aku bersajak
Sajak
ini bukanlah sajak pungguk merindukan bulan
Melainkan
sajak asmara tak mengenal balasan
Seroja,
Aku
ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti
sajak Sang Sapardi yang sedang gunda
Aku
ingin mencintaimu lebih dari yang kau tahu
Seperti
nyanyian Sang Dewa yang masih berlagu
Seroja,
Haramkah
aku begitu lugu mengagumimu
Fatalkah
hati ini bila luluh dalam sukmamu
Salahkah
hidupku yang hanya membayangmu
Seroja
Sajak
ini kukuburkan dalam launan bahasa ucapku
Janganlah
memaksaku untuk melupa,
Karena
rasa ini terlalu kejam membiusku
Janganlah
kau menendangku untuk tenggelam,
Sebab
raga ini tak siap berjauhan
Janganlah
kau memusnakan asmara,
Karena
asmara ini bukanlah kesalahan
Seroja,
Aku
bersajak untukmu,
Bukan
untuk memaksamu jadi milikku
Aku
bersajak untukmu,
Bukan
maksud merampok hatimu
Aku
bersajak untukmu,
Bukan
karena ambisi egoku
Aku
bersajak untukmu,
Untuk
merajut untaian bunga seroja dalam sungai damparan cinta
Seroja,
Hari
ini dengarkanlah aku bersajak
Sajak
ini bukanlah sajak pungguk merindukan bulan
Melainkan
sajak peratapan si Arjuna cinta
TERDAMPAR
DI SUNGAI CINTA
Moh.
Qowiyuddin Shofi
Tersesatku
saat ini di daratan tak bertanah
Sampaiku
kebingungan tak tau arah untuk sadar
Aku
bertanya pada aliran sungai, dinginnya udara, dan pandangan langit tentang
kerisauan yang menjajah hatiku
Ada
apa dengan sukmaku saat ini?
Mengapa
setelah ia hadir dalam catatan kehidupanku, aku terasa hilang jati diri
Aku
tak tahu goncangan apa yang bersemayam dalam jiwaku saat ini
Meskipun
aku sering mengira-mengira bahwa ini semua karena cinta
Tak
pernah sebelumnya aku merasakan hawa sekacau ini meski aku telah berulang kali
merasakannya
Namun
ini berbeda
Tak
mungkin aku menggenggam semua asmara
Karena
wadah di hatiku tak mampu menampung hujanan kasmaran yang ia ciptakan
Ya
Dewa. Inikah rasa yang kau rahasiakan selama ini
Rasa
yang hanya dapat dimiliki oleh manusia sejati, manusia hakiki
Ya
Dewa. Dengarkanlah ucapku
Aku
jatuh cinta padanya seperti terdampar di sungai cinta
Tak
tahu arah, tak tahu jalan
Aku
jatuh cinta padanya seperti terdampar di sungai cinta
Tak
berdaya, tak bertenaga
Aku
jatuh cinta padanya seperti terdampar di sungai cinta
Berjuta
rasa, rasa keindahan cinta
SUNGGUH
Moh.
Qowiyuddin Shofi
Aku
hanya ingin mencintaimu.
Sungguh.
Cinta ini tidak membutakanku. Malah ia membuka masa depanku.
Aku
hanya ingin bersamamu.
Sungguh.
Raga ini lengkap bila didekatmu.
Aku
hanya ingin memujamu.
Sungguh.
Mulut ini lihai bersajak saat ia mengenangmu.
Aku
hanya ingin Kamu.
Sungguh.
Sesungguhnya Kamulah kesungguhanku.
KAU
YANG SELAMANYA
M.
Qowiyuddin S.
Selamanya
kau selalu ku banggakan, meski kini aku kau tinggalkan
Selamanya
hanya kau yang ku sayang, meski kini aku kau lupakan
Selamanya
cuma kau yang ku harapkan, meski kini aku kau buang
Selamanya
kau satu-satunya yang ku kenang, meski kini aku kau musnakan
Ingin
sekali rasanya aku berjumpa dan memberitahumu akan satu hal
Jika
kau sudah berkeluarga nanti, aku akan mencarimu untuk mengingatkanmu
Betapa
aku masih mencintaimu
HARGAI
AKU
M.
Qowiyuddin Shofi
Siapa
aku?
Siapa
aku di matamu sebenarnya?
Bukankah
dulu kau berkata, aku adalah Arjuna yang datang dalam kehidupanmu yang sedang
senja
Bukankah
dulu kau suka mengumbar janji untukku hingga cintaku tumpah meruah kedalam
hatimu sampai tak terhingga
Tapi
mengapa kini kau berubah
Kau
tega menginjak kesetiaanku
Kau
sadis mengoyak ketulusanku
Kau
acuh memangkas harapanku
Aku
kurang apa?
Apakah
semua begitu hitam saat aku meluapkan semua cinta padamu
Apa
semua belum cukup dengan berbagai tetesan air mata penuh cinta yang Kau hunus
dengan begitu rendahnya
Siapa
aku sebenarnya di matamu?
JALANKU
JALAN JALANAN
M.
Qowiyuddin S
Teman
sunyi menjadi saksi
Ku
hayati riwayat diri
Meski
kurasa nasibku kini
Rasa
berdiri di atas gergaji
Salahkah
aku bila mengeluh
Membentuk
doa dalam renungku
Menguat
diri bagaikan duri
Selalu
ku coba tabahi hati
Ku
jamah perut bumi
Pedih!
Ku
cari kepompong diri
Perih!
Inginku
tangisi
Masih!
Hanya
dedaun yang ringani hati
Meski
daun tak selamanya bersemi
Jalanku
jalan jalanan
Jalananku
indah tak menawan
Meskiku
kini ulat yang malang
Yakinku
nanti kupu-kupu kan datang
SHOLAWAT
M.
Qowiyuddin Shofi
Suara
rebana menggumam di telinga
Petanda
kehadiran Sang Cahaya bersahaja
Pedesaan
berteriak lantangkan suara
Menyolawati
Sang Pencerah Surga
Syafaat
darinyalah yang dinanti
Bekal
menuntun dikemudian hari
Sekarang
selalu mereka serukannya
Meski
tak dimulut, hati tetap kepadanya
AKU
(MAHA)SISWA
M.
Qowiyuddin S.
Jika
kau pernah melihat singa tak bertaring, itulah aku.
Jika
kau pernah melihat pohon tak berbuah, itulah sikapku.
Jika
kau pernah melihat bunga tak mekar, api tak panas, batu tak padat, burung tak
terbang, bumi tak menghijau dan kehidupan tak bernyawa, itulah karakterku.
Aku
adalah jangkrik yang berteriak ngilu kepada petani yang lebih memilih menanam
gedung dari pada padi.
Aku
adalah warna yang menangis karena jati dirinya telah direbut oleh paratai
politisi.
Inilah
diriku semenjak menginjak tanah politik bergedung pendidikan tinggi.
Aku
sebenarnya apa.
Mengapa
aku tak tahu arti sebuah diksi MAHA atau memang ada yang tidak ingin aku tahu.
Mengapa
otakku begitu kosong atau memang ada yang telah mencurinya.
Mengapa
nyaliku begitu dingin atau memang ada yang telah membekukannya.
Ada
apa dengan laboratorium ini.
Semua
terasa berbalik.
Campur
aduk.
Abstrak.
Tidak
jelas mana yang hitam dan mana yang bukan putih.
Aku
sebenarnya apa.
Mengapa
mulutku selalu berkata iya padahal aku bisa berkata tidak untuk merdeka.
Mengapa
pikiranku menjadi diam padahal aku bisa bertanya di setiap kebijakan yang
diputuskan.
Mengapa
nyaliku begitu ciut padahal aku bisa maju untuk melihat masa depan.
Aku
sebenarnya apa.
Teganya
ada yang memblender otakku sampai aku tidak mampu berpikir banyak.
Teganya
ada yang mencincang nyaliku sampai aku tak berani bergerak maju.
Teganya
ada yang membungkus congorku sampai aku terbujur bungkam melototi kemunafikan.
Aku
sebenarnya apa.
Aku
adalah mahasiswa yang MAHAnya dikurung dalam sangkar sehingga aku dipaksa
menjadi siswa.
Aku
telah kalah.
Remuk.
Dieksekusi
mati-matian di luar kesadaran.
Ah.
Sakit.
Rasanya
sangat sakit jika memiliki kaki tak bisa menendang.
Tangan
tak dapat menjotos.
Kepala
tak mampu membentus.
Bahkan
mulut tak sanggup berkata TIDAK.
Aku
sebenarnya apa.
Aku
ini mahasiswa tapi bukan mahasiswa yang berhasil meruntuhkan orde baru.
Aku
memang mahasiswa tapi bukan mahasiswa yang berhasil mengangkat garuda dengan
gagah.
Aku
benar-benar mahasiswa tapi yang lagaknya tidak seperti mahasiswa sebenarnya.
Aku
adalah mahasiswa yang MAHAnya dikurung dalam sangkar sehingga aku dipaksa
menjadi siswa.
Kembalikan
Mahaku
BU,
Moh.
Qowiyuddin Shofi
Ibu,
apa yang ada dipikiranmu?
Kau
memberiku lebih tanpa memikirkan kebutuhanmu.
Bu,
apa yang ada dipikiranmu?
Kau
mengorbankan diri hanya untuk menebus kesalahnku.
Apa
yang ada dipikiranmu, bu?
Kau
selalu membuang tenaga hanya untuk kebahagiaanku
Cukup
ibu. jangan kau paksa diri untuk mencabut duri dalam tubuhku.
Bukan
karena aku kasihan atau simpati. Tapi karena aku takut tak mampu membayar semua
pengorbananmu.
Bu,
apakah yang kau mau dariku hanya sebuah kebahagiaan?
Jika
ia, maka sudahi semua pengorbananmu.
karena
aku sudah bahagia sejak masih dalam timanganmu sampai takdir akhiratku.
Bu, aku mencintaimu.
Walau
kalimat itu tak pernah ku ucapkan setiap kali bertemu denganmu.
Bu,
aku membutuhkanmu.
Walau
aku tak pernah memelukmu saat berada di dekatmu.
Bu,
aku menyayangimu.
Walau
aku tak pernah bisa membalas semua kasih sayangmu.
Bu,
aku berhutang padamu.
Walau
aku sadar jerih payahku takkan cukup membayar semua hutangku.
Bu,
maafkan aku.
Karena
aku tak mampu menjadi anak yang sempurna untukmu.
SAJAK
SI ANAK KEPADA IBUNYA
M.
Qowiyuddin S.
Ibu
maaf
Ibu
maaf
Ibu
maaf
H
A R A P
M.
Qowiyuddin Shofi
Aku
ingin menjadi seniman
Karena
hanya jiawa seni yang ku inginkan
Aku
ingin menjadi seniman
Bagaimanapun
caranya aku hanya ingin menjadi seniman
seniman
Seniman
SENIMAN
Aku
ingin menjadi seniman
Tidak
yang lain selain seniman
Aku
hanya ingin menjadi seniman
P
A H L A W A N
M.
Qowiyuddin S.
Kau
pahlawanku
Merubah
hidupku menjadi baru
Kau
pahlawanku
Membawa
aku ke tanah rindu
Kau
pahlawanku
Merobek
duri di dalam aku
Aku
memujamu
Bagaikan
aku memeluk ibu
Aku
memujamu
Sampai
harus ku mengenangimu
Aku
memujamu
Adanya
aku karena kamu
Aku
memujamu
Seperti
burung bersiul merdu
SAJAK
PERPISAHAN
Plesetan
sajak Sapardi - M. Qowiyuddin Shofi
Aku
ingin mengenang kalian dengan sederhana:
Dengan
kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku
ingin mengenang kalian dengan sederhana:
Dengan
isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Esok
hari nanti, wujudku takkan terlihat lagi
Tapi
dalam bait syair ini, kalian takkan kurelakan sendiri
Esok hari nanti, suaraku takkan terdengar lagi
Tapi
di antara larik puisi ini, kalian akan tetap kutemani
Esok
hari nanti, namaku takkan dikenal lagi
Namun
di sela huruf sajak ini, kalian takkan lelah kubayangi
Esok
hari nanti, senyumku takkan dilihat lagi
Namun
di balik kata sederhana ini, kalian akan selamanya kusayangi
Jangan
pernah katakan selamat tinggal
Karena
itu dapat menghapus kemungkinan berjumpa kembali
Katakanlah,
di atas cinta kita berpisah, di ujung jalan kita akan berjumpa
Aku
ingin mengenang kalian dengan sederhana:
Dengan
kata yang tak sempat diucapkan padi kepada belalang yang menjadikannya hilang
Aku
ingin mengenang kalian dengan sederhana:
Dengan
isyarat yang tak sempat disampaikan guru kepada murid yang menjadikannya
berguna
PENDIDIKAN
DI TANAH AIRKU
M.
Qowiyuddin S.
Di
tanah airku urusan pendidikan adalah nomor satu.
Dengan
pendidikan orang bisa mengetahui cara menipu.
Dengan
pendidikan orang pandai merayu.
Dengan
pendidikan orang tahu uang saku yang akan dituju.
Di
tanah airku urusan pendidikan adalah nomor satu.
Lihatlah
banyak sekali orang berpendidikan lahir di tanah airku sampai banyak perusahaan
yang tak mampu menampung mereka.
Lihatlah
banyak guru di tanah airku yang berebut saling menyenggol untuk memintarkan
anak-anak bangsa yang orang tuanya berstatus kaya.
Lihatlah
para pelajar di tanah airku. Sikapnya nyentrik berkembang setiap waktu.
Anak
TK menonton tontonan cinta-cintaan. Anak SD menonton tontonan jotos-jotosan.
Anak SMP menonton tontonan enjot-enjotan. Anak SMA membuat tontonan
empot-empotan.
Di
tanah airku urusan pendidikan adalah nomor satu.
Mahalnya
nomor satu. Gagalnya nomor satu. Anehnya nomor satu.
GURU
M.
Qowiyuddin Shofi
Guru,
hari ini dengarkanlah muridmu yang tak sempurna ini bersajak
Sajak
ini bukanlah sajak istimewa dari seorang pujangga sastra
Melainkan
sajak sederhana dari muridmu yang tak sempurna
Guru,
terima kasih ku ucapkan atas dasar cinta
Atas
segala yang telah kau ajarkan pada kami dengan penuh kesabaran yang tinggi
Guru,
terima kasih ku sampaikan atas dasar kasih sayang
Atas
segala doa yang kau panjatkan dengan penuh kehikmatan tiada tara
Guru,
tanpamu apa jadinya aku
Pasti
kebodohan ini akan membungkus kehidupanku
Guru,
tanpamu apa jadinya aku
Pasti
kenakalan ini akan menjadi aktifitasku
Guru,
hari ini dengarkanlah muridmu yang tak sempurna ini bersajak
Sajak
ini bukanlah sajak istimewa dari seorang pujangga sastra
Melainkan
sajak sederhana dari muridmu yang tak sempurna
Guru,
apa yang ada dipikiranmu?
Kau
rela bersabar menahan amarah hanya untuk memintarkanku
Apa
yang ada dipikiranmu, guru?
Kau
ikhlas tak kenal lelah untuk membenahi kekuranganku
Guru,
aku mencintaimu
Sungguh.
Walau kalimat itu tak pernah ku sampaikan saat berhadapan denganmu
Guru,
aku membutuhkanmu
Sungguh.
Tanpamu apa jadinya aku
Guru,
hari ini dengarkanlah muridmu yang tak sempurna ini bersajak
Sajak
ini bukanlah sajak istimewa dari seorang pujangga sastra
Melainkan
sajak sederhana dari muridmu yang tak sempurna
Guru,
aku menyayangimu
SAJAK
SI KAKEK TUA
M.
Qowiyuddin Shofi
Dulu
sekitaran tahun 40an aku merasa sangat bahagia karena darahku begitu bebas
mengalir dalam tubuh
Aku
dan segerombolan orang merayakan kemenangan dan berpesta mati matian semalam
suntuk hingga sorak-soraian kemerdekaan melebur di setiap telinga
Aku
merasa senang ketika orang asing itu pergi
Tapi
entah kenapa sekarang aku lupa bagaimana aku melakukannya padahal sekarang
tidak ada lagi mereka
Seharusnya
aku merasa merdeka tapi kenapa hati ini sulit diajak kompromi
Kukira
masa tua ku ini akan menjadi lebih mudah setelah aku berhasil membebaskan
daratan ini
Memang
benar apa yg mareka katakan
Saat
kau dilupakan saat itulah kau dijajah habis-habissan
U
P I L
M.
Qowiyuddin S.
Upil,
kaulah hal terindah yang ku miliki
Upil,
tahukah engkau. Kau selalu mengisi hariku dengan kesenangan.
Di
saat aku bosan, kau selalu meriangkanku.
Di
saat aku sendiri, kau selalu ada untukku.
Upil,
tak ku sangka kau begitu cerdas merayuku.
Saat
aku diam termangu, kau mengundangku di kediamanmu.
Ku
sapa kau. Ku elus-elus dirimu. Dan ku gandeng kau keluar dari persemayamanmu.
Upil,
bentukmu sangat lucu membuatku ingin tertawa ha ha ha ha.
Upil,
kaulah segalanya di dunia ini.
Denganmu
aku dapat berkreasi dan berbagi.
Ku
tempelkan kau di tembokku, di celanaku, di bajuku, dan biasanya ku tempelkan
kau di temanku. Ha ha ha ha ha.
Upil,
tak tahu rasanya jika dunia ini tidak ada sosok dirimu yang agung.
Tak
tahu jadinya jika aku manusia tanpa hadirnya dirimu dalam hidungku.
Pasti
aku akan bengong, bingung, apa yang akan ku lakukan saat aku sedang bosan.
Upil,
kaulah teman istimewaku. Pendamping yang sangat ku sayangi.
Upil,
satu kata untukmu. Bersediakah engkau ku tempelkan di temanku yang berada di
sampingku ini. Ha ha ha ha.
KEJADIAN
ITU ADALAH KARMA
M.
Qowiyuddin S
Rabu,
tanggal 28 Agustus 2013, pukul 03.00 WIB, di ladang ilmuku, segerombolan
perampok masuk mengoyak harta karun di dalamnya
Andai
saja peraturan konyol yang dibuat para senator ladang itu tidak diputuskan
Pasti
tidak akan ada satu perampokpun yang berani masuk, bahkan si Raja Rampok
Lautanpun ngumpet ketakutan
Karena
ladang akan dipenuhi oleh para petani yang berpesta semalam suntuk
Bernyanyi
tentang kebebasan dan kemerdekaan yang membuat para penjajah ogah mampir walau
hanya untuk menengok
Peraturan
konyol merusak ladangku tanpa disadari para senator dekil itu
Apa
gunanya memasang fasilitas tower gratis di tengah ladang jika masih dibuka
persewaan lain
Apa
gunanya memasang pengawas ladang jika malam selalu dimatikan
Apa
gunanya membuat peraturan jika peraturan itu malah menjadi bumerang
Sekarang
semuanya sudah habis, LUDES
Para
petani tidak ada yang berduka. Malah mereka berbahagia. Karena yang ambles
adalah uang kotor yang dikorup saat mereka tidak sadar.
Kejadian
pagi itu bukanlah musibah, bencana, cobaan, nasib, atau semacamnya
Kejadian
itu adalah karma, adzab, peringatan, laknat, atau semacamnya
SAJAK
KECIL TENTANG CINTA
Sapardi
Djoko Damono
Mencintai
angin harus menjadi siut
Mencintai
air harus menjadi ricik
Mencintai
gunung harus menjadi terjal
Mencintai
api harus menjadi jilat
Mencintai
cakrawala harus menebas jarak
Mencintaimu
harus menjadi aku
AKU
INGIN
Sapardi
Djoko Damono
Aku
ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan
kata yang tak sempat diucapkan
kayu
kepada api yang menjadikannya abu
Aku
ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan
isyarat yang tak sempat disampaikan
awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada
PADA
SUATU HARI NANTI
Sapardi
Djoko Damono
pada
suatu hari nanti
jasadku
tak akan ada lagi
tapi
dalam bait-bait sajak ini
kau
takkan kurelakan sendiri
pada
suatu hari nanti
suaraku
tak terdengar lagi
tapi
di antara larik-larik sajak ini
kau
akan tetap kusiasati
pada
suatu hari nanti
impianku
pun tak dikenal lagi
namun
di sela-sela huruf sajak ini
kau
takkan letih-letihnya kucari
PADA
SUATU PAGI HARI
Sapardi
Djoko Damono
Maka
pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang
lorong itu.
Ia
ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan
sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa.
Ia
tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk memecahkan cermin membakar
tempat tidur.
Ia
hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik
rintik di lorong sepi pada suatu pagi.
KETIKA JARI-JARI BUNGA TERLUKA
KETIKA JARI-JARI BUNGA TERLUKA
Sapardi
Djoko Damono
Ketika
Jari-jari bunga terluka
mendadak
terasa betapa sengit, cinta kita
cahaya
bagai kabut, kabut cahaya
di
langit menyisih awan hari ini
di
bumi meriap sepi yang purba
ketika
kemarau terasa ke bulu-bulu mata
suatu
pagi, di sayap kupu-kupu
disayap
warna, suara burung
di
ranting-ranting cuaca
bulu-bulu
cahaya
betapa
parah cinta kita
mabuk
berjalan diantara
jerit
bunga-bunga rekah…
Ketika
Jari-jari bunga terbuka
mendadak
terasa betapa sengit, cinta kita
cahaya
bagai kabut, kabut cahaya
di
langit menyisih awan hari ini
di
bumi meriap sepi yang purba
ketika
kemarau terasa ke bulu-bulu mata
KETIKA
KAU TAK ADA
Sapardi
Djoko Damono
ketika
kau tak ada, masih tajam seru jam dinding itu
jendela
tetap seperti matamu
nafas
langit pun dalam dan biru, hanya aku yang
menjelma
kata, mendidih, menafsirkanmu
kau
mungkin jalan menikung-nikung itu
yang
menjulur dari mimpi, yang kini
mesti
kutempuh, sebelum sampai di muaramu
sungguh
tiadakah tempat berteduh disini?
kalau
tak ada di antara jajaran cemara itu
kepada
Siapa meski kucari jejak nafasmu?
magrib
begitu deras, ada yang terhempas
tapi
ada goresan yang tak akan terkelupas
SUJUD
Gus
Mus
Bagaimana
kau hendak bersujud pasrah, sedang
Wajahmu
yang bersih sumringah,
Keningmu
yang mulia dan indah begitu pongah
Minta
sajadah agar tak menyentuh tanah
Apakah
kau melihatnya seperti iblis saat menolak
Menyembah
bapamu dengan congkak
Tanah
hanya patut diinjak, tempat kencing dan berak,
membuang
ludah dan dahak
atau
paling jauh hanya lahan pemanjaan nafsu serakah dan tamak
Apakah
kau lupa bahwa
tanah
adalah bapa dari mana ibumu dilahirkan
Tanah
adalah ibu yang menyusuimu dan memberi makan
Tanah
adalah kawan yang memelukmu dalam kesendirian
dalam
perjalanan panjang menuju keabadian
Singkirkan
saja sajadah mahalmu
Ratakan
keningmu
Ratakan
heningmuTanahkan wajahmu
Pasrahkan
jiwamu
Biarlah
rahmat agungAllah membelaimu dan
Terbanglah
kekasih
CINTAMU
Gus
Mus
bukankah
aku sudah mengatakan kepadamu kemarilah
rengkuh
aku dengan sepenuh jiwamu
datanglah
aku akan berlari menyambutmu
tapi
kau terus sibuk dengan dirimu
kalaupun
datang kau hanya menciumi pintu rumahku
tanpa
meski sekedar melongokku
kau
hanya membayangkan dan menggambarkan diriku
lalu
kau rayu aku dari kejauhan
kau
merayu dan memujaku
bukan
untuk mendapatkan cintaku
tapi
sekedar memuaskan egomu
kau
memarahi mereka
yang
berusaha mendekatiku
seolah
olah aku sudah menjadi kekasihmu
apakah
karena kau cemburu buta
atau
takut mereka lebih tulus mencintaiku
Pulanglah
ke dirimu
aku
tak kemana mana.
KEMBALIKAN
MAKNA PANCASILA
Gua
Mus
selama
ini di depan kami
terus
kalian singkat-singkat pancasila
karena
kalian takut ketauan
sila-sila
yang kalian maksud
sila-sila
yang kalian anut
tidak
sebagaimana yang kalian tatarkan
kepentingan-kepentingan
sempit sesaat
telah
terlalu jauh menyeret kalian
maka
pancasila kalian pun selama ini adalah :
KESETANAN
YANG MAHA PERKASA
KEBINATANGAN
YANG DEGIL DAN BIADAB
PERSETERUAN
INDONESIA
KEKUASAAN
YANG DIPIMPIN OLEH MIKMAT KEPENTINGAN
DALAM
KEKERABATAN / PERKAWANAN
KELALIMAN
SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
dan
sorga kamipun menjadi neraka
di
depan dunia
ibu
pertiwi menangis memilukan
merahputihnya
di cabik-cabik
anak-anaknya
sendiri bagai serigala
menjarah
dan memperkosanya
o,
gusti kebiadaban apa ini ?
o,
azab apa ini ?
gusti,
sampai
memohon ampun kepada Mu pun
kami
tak berani lagi
SAJAK ATAS NAMA
SAJAK ATAS NAMA
Gus
Mus
Ada
yang atasnama Tuhan melecehkan Tuhan
Ada
yang atasnama negara merampok negara
Ada
yang atasnama rakyat menindas rakyat
Ada
yang atasnama kemanusiaan memangsa manusia
Ada
yang atasnama keadilan meruntuhkan keadilan
Ada
yang atasnama persatuan merusak persatuan
Ada
yang atasnama perdamaian mengusik kedamaian
Ada
yang atasnama kemerdekaan memasung kemerdekaan
Maka
atasnama apa saja atau siapa saja
Kirimlah
laknat kalian
Atau
atasnamaKu perangilah mereka!
Dengan kasih
sayang!
KINILAH
SAATNYA BERTERUS TERANG
Gus
Mus
setelah
sekian lama
kita
dihimpit gelap kabut
ditindih
rasa takut
setelah
sekian lama
kita
digoncang deru angin
setelah
semua kata-kata
hanya
menggumpal dalam dada
setelah
semua merasa lara
kinilah
saatnya berterus terang
jangan
tutupi kebenaran
agar
dunia tetap terang
jangan
tutupi kesalahan
biar
dada tetap lapang
kinilah
saatnya berterus terang
jangan
biarkan rasa takut
membuatmu
menjadi munafik dan pengecut
cahaya
kebenaran telah datang
kinilah
saatnya berterus terang
marilah
kita bicara laiknya saudara
jangan
lagi kita biarkan
kepentingan
merekayasa kita
menyumbat
makna
tumpukan
kata menyuburkan dendam
tumpukan
keluhan meledakkan dada
dan
akhirnya dendam membakar segalanya
kinilah
saatnya berterus terang
setelah
sekian lama
kita
saling terkam bagai serigala
masihkah
tersisa kemanusiaan kita ?
setelah
sekian lama
kebencian
antara kita membara
masihkan
kita bersaudara ?
JADI
APA LAGI
Gus
Mus
jadi
apa lagi
yang
bisa kita lakukan
bila
mata sengaja dipejamkan
telinga
sengaja ditulikan
nurani
mati rasa
?
apalagi
yang
bisa kita lakukan
bila
kepentingan lepas dari kendali
hak
lepas dari tanggung jawab
perilaku
lepas dari rasa malu
pergaulan
lepas dari persaudaraan
akal
lepas dari budi
?
apalagi
yang
bisa kita lakukan
bila
pernyataan lepas dari kenyataan
janji
lepas dari bukti
hukum
lepas dari keadilan
kebijakan
kepas dari kebijaksanaan
kekuasaan
lepas dari koreksi
?
apalagi
yang
bisa kita lakukan
bila
kata kehilangan makna
kehidupan
kehilangan sukma
manusia
kehilangan kemanusiaannya
agama
kehilangan Tuhan nya
?
apalagi,
saudara
yang
bisa
kita
lakukan
?
Allah,
kalau
saja itu semua
bukan
kemurkaan dari Mu terhadap kami
kami
tak peduli
AKU
MASIH SANGAT HAFAL NYANYIAN ITU
Gus Mus
AKU
MENYAYANGIMU KARENA KAU MANUSIA,
Gus
Mus
Aku
menyayangimu karena kau manusia
Tapi
kalau kau sewenang-wenang pada manusia
Aku
akan menentangmu, karena aku manusia
Aku
menyayangimu karena kau manusia
Tapi
kalau kau memerangi manusia
aku
akan mengutukmu, karena aku manusia
Aku
menyayangimu karena kau manusia
Tapi
kalau kau menghancurkan kemanusiaan
Aku
akan melawanmu, karena aku manusia
Aku
akan tetap menyayangimu karena kau manusia
karena
kau tetap manusia
SUARA
MALAM
C.
Anwar
Dunia
badai dan topan
Manusia
mengingatkan ”Kebakaran di Hutan”*)
Jadi
ke mana
Untuk
damai dan reda?
Mati.
Barangkali
kali ini diam kaku saja
dengan
ketenangan selama bersatu
mengatasi
suka dan suka
kekebalan
terhadap debu dan nafsu.
Berbaring
tak sedar
Seperti
kapal pecah di dasar lautan
jemu
dipukul ombak besar.
Atau
ini.
Peleburan
dalam Tiada
Dan
sekali akan menghadap cahaya
.........................
Ya
Allah! Badanku terbakar-segala samar
Aku
sudah melewati batas
Kembali?
Pintu tertutup dengan keras
AKU
C.
Anwar
Kalau sampai waktuku
’Ku mau tak seorang
’kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan
itu
Aku ini binatang
jalang
Dari kumpulannya
terbuang
Biar peluru menembus
kulitku
Aku tetap meradang
menerjang
Luka dan bisa kubawa
berlari
Berlari
Hingga hilang pedih
peri
Dan aku akan lebih
tidak perduli
Aku mau hidup seribu
tahun lagi
PENERIMAAN
C.
Anwar
Kalau kau mau kuterima
kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku kasih tetap
sendiri
Kutahu kau bukan yang
dulu lagi
Bak kembang sari sudah
terbagi
Jangan tunduk! Tentang
aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima
kau kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin
aku enggan berbagi
Komentar
Posting Komentar