CERPEN ISTRI PALING SEMPURNA : ‘PENTINGNYA SEBUAH KETABAHAN DALAM BERUMAH TANGGA’



CERPEN ISTRI PALING SEMPURNA
‘PENTINGNYA SEBUAH KETABAHAN DALAM BERUMAH TANGGA’
*Oleh  Moh. Qowiyuddin Shofi
“Pendekatan Moral adalah pendekatan yang bertolak dari dasar pemikiran bahwa karya sastra dapat menjadi media yang paling efektif untuk membina moral dan kepribadian suatu kelompok masyarakat.”
C
erpen “Istri Paling Sempurna” karya Clara Ng merupakan cerpen yang pernah dipublikasikan di Majalah ‘Femina’ Nomor 39, Tahun 2007. Cerpen ini menceritakan tentang ketabahan seorang suami menghadapi sikap sang istri yang menjadi kurang waras karena didera musibah bertubi-tubi, yaitu sang istri tidak mampu memiliki momongan dikarenakan sering mengalami keguguran hingga pada akhirnya rahim sang istri mati ketika ia melahirkan anak ‘kembar siam dempet kepala’ yang juga mati setelah bertahan hanya empat jam saja. Dalam keseharian, sang istri selalu bertingkah seolah-olah anak kembarnya masih hidup. Ia selalu memperlakukan anak hayalannya seperti perlakuan ibu kepada anak pada umumnya. Meskipun demikian, suami tersebut tetap tabah dan setia menemani sang istri karena ia sangat mencintai istrinya. Ketidak warasan istrinya tersebut berlanjut sampai usia tua. Puncaknya ketika sang sitri meminta sang suami untuk mengadakan acara perayaan hari ulang tahun anak-anaknya yang ketujuh belas dengan acara besar-besaran. Mulanya sang suami menolak. Namun karena rasa cinta yang begitu besar, akhirnya ia tidak mampu menolak dan menuruti kemauan sang istri. Maka iapun membuatkan pesta di suatu tempat yang bernama ballroom.
“Di tengah ruangan, kami berdiri berdua. Hanya berdua. Sepasang kakek-nenek bergandengan penuh cinta. Tak ada siapa-siapa di ballroom. Kutatap matanya yang mulai merabun. Dia berbisik lirih agar aku memaafkan dirinya yang bodoh. Aku menatapnya masih dengan penuh cinta dan haru. Aku tidak pernah punya simpanan maaf untuknya, karena di mataku dia tak pernah salah.
Kugandeng kekasihku dan kuberikan sinyal kepada para pelayan agar segera memulai pesta. Musik pun mengalun dari orchestra yang disewa khusus olehnya. Makanan disajikan. Aku memeluk istriku di tengah-tengah ruangan. Perlahan-lahan, lampu kristal meremang dan hujan kelopak mawar berjatuhan dari atas. Kuayun langkahnya, kudekap tubuh hangatnya, dan kucium pipinya. Kami berdansa sampai malam menggigit bulan. Hanya kami berdua, saling menyentuh penuh kasih sayang. Hanya kami berdua, karena aku sangat mencintainya. Sesederhana itu. Sungguh.
Di sini, di mana "aku" dan "kau" tiada, begitu erat, hingga tanganmu di atas dadaku adalah tanganku. Begitu erat, hingga ketika kau tertidur, kelopak matakulah yang tertutup.”
Dalam ulasan ini penulis mengaji cerpen “Istri Paling Sempurna” karya Clara Ng dengan menggunakan ‘Pendekatan Moral’. Pendekatan moral adalah pendekatan yang bertolak dari dasar pemikiran bahwa karya sastra dapat menjadi media yang paling efektif untuk membina moral dan kepribadian suatu kelompok masyarakat.
Selanjutnya, penulis menganalisis cerpen “Istri Paling Sempurna” dengan cara mencari moral-moral yang terkandung dalam cerpen tersebut, karena dalam suatu karya, pasti terdapat nilai moral yang ingin disampaikan guna untuk himbauan maupun pelajaran.
Aku adalah suami yang lemah lembut dan sangat mencintai istriku. Dialah satu-satunya perempuan di dunia ini yang bertahta dalam hatiku. Aku tidak pernah sedikit pun memukulnya, apalagi mencaci maki. Aku tidak pemabuk, bukan penjudi, tidak pernah menyentuh narkoba, dan tak pernah terpikir untuk berselingkuh. Sempurna bukan? Aku ingat lagu When A Man Loves A Woman. Dengarkan, itu bukan lagu cengeng, ya.
(Cerpen Istri Paling Sempurna, paragraf 2)
Dari data di atas, terdapat nilai moral tentang seorang suami yang selalu bersikap baik kepada sang istri. Diharapkan dari nilai moral tersebut, kejadian semacam KDRT tidak akan terjadi lagi, Karena banyak para suami yang bersikap tidak baik kepada sang istri sehingga sering terjadi KDRT dalam suatu hubungan.
Ketika kandungannya berusia tiga bulan, istriku keguguran. Aku menolak mengatakan bahwa itu adalah peristiwa tersedih yang pernah kualami. Tidak, peristiwa itu membuat cintaku semakin dalam padanya. Ketika rahimnya dibersihkan, aku ngotot untuk mendampinginya, menggenggam jemarinya yang pucat. Dokter sibuk di ujung tungkai kakinya, menyedot sisa-sisa anak kami dengan alat medis yang tampak seperti vacuum cleaner bagiku. Istriku dibius tidur. Aku menatap matanya yang terkadang berkedut. Aku tenggelam dalam mimpinya, memagut tubuhnya rapat dalam pelukanku.
Enam bulan kemudian dia hamil lagi. Kebahagiaan kami mendapatkan bayi hanya seumur jagung. Dua bulan setelahnya, dia kembali keguguran. Kali ini tangisnya bagai kawah gunung berapi yang sedang menggelegak. Dia ingin mengecek kondisi medisnya. Istriku geram, istriku penasaran, istriku berkabung. Apa gerangan yang membuatnya selalu keguguran? Aku mendampingi dan mendukungnya dalam setiap keputusannya. Berbulan-bulan dia menjelajahi hutan medis. Tes darah. Tes kesehatan. Tes fisik. Tidak apa-apa, kata semua dokter. Keguguran adalah hal normal yang terjadi pada calon ibu. Aku menggenggam tangannya erat-erat ketika kepalanya jatuh tertunduk layu di ruang konsultasi dokter.
(Cerpen Istri Paling Sempurna, paragraf 7 & 8)
Dari data di atas, dapat diambil sebuah nilai moral tentang kesetiaan seorang suami kepada sang istri yang tidak mampu memberikan keturunan, dan sikap selalu mendukung pasangan disaat dalam keadaan susah. Diharapkan dari nilai moral tersebut, poligami atau cerai tidak akan terjadi lagi, mengingat seingnya hal tersebut terjadi kerena pasangan tidak mampu memberikan momongan.
Akhirnya setelah berhasil mengulur waktu selama dua jam lebih, aku pulang juga. Di rumah, mata istriku tampak sembap karena terlalu lelah menungguku. Baiklah, aku menyerah. Aku sungguh mencintainya karena itu kupaksakan diriku mengenakan jas hitam yang telah disiapkan olehnya. Istriku tampak berseri-seri dalam balutan gaun pestanya. Aku jadi ingat malam pernikahan kami. Betapa cantiknya dia. Betapa bersinar-sinarnya dia. Jika harus kulakukan hal ini untuk membahagiakannya, aku tak perlu berpikir dua kali.
(Cerpen Istri Paling Sempurna, paragraf 24)
Dari data di atas memiliki nilai moral tentang sikap tabah seorang suami kepada sang istri yang memiliki sifat keras kepala. Karena cinta yang begitu besar, sang suami rela melakukan apapun demi sang istri tercinta. Nilai moral tersebut diharapkan mampu menjadikan antar pasangan memiliki ketabahan jikalau salah satu pasangan memiliki sikap yang kurang baik.
Di tengah ruangan, kami berdiri berdua. Hanya berdua. Sepasang kakek-nenek bergandengan penuh cinta. Tak ada siapa-siapa di ballroom. Kutatap matanya yang mulai merabun. Dia berbisik lirih agar aku memaafkan dirinya yang bodoh. Aku menatapnya masih dengan penuh cinta dan haru. Aku tidak pernah punya simpanan maaf untuknya, karena di mataku dia tak pernah salah.
(Cerpen Istri Paling Sempurna, paragraf 26)
Dari data di atas, terdapat nilai moral tentang sikap pemaaf yang dimiliki seoang suami. Pada umumnya, sikap suami cenderung keras dan enggan memaafkan kesalahan sang istri. Namun dari nilai moral tersebut, diharapakan adanya sikap pemaaf dalam suatu hubungan suami-istri guna menjaga keharmonisan.
Dengan demikian, melalui pendekatan moral yang bertolak dari dasar pemikiran bahwa karya sastra dapat menjadi media yang paling efektif untuk membina moral dan kepribadian suatu kelompok masyarakat, maka dapat kita ambil sebuah nilai moral yang terkandung dalam cerpen “Istri Paling Sempurna” karya Clara Ng tersebut, bahwa dalam berumah tangga, dibutuhkan sebuah ketabahan guna untuk menghadapi segala macam cobaan yang diterima dan untuk menjadikan suatu hubungan tersebut tetap harmonis. (*)


(* Disusun oleh Moh. Qowiyuddin Shofi (NIM. 106. 336) sebagai tugas UAS mata kuliah Teori Sastra, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia 2010 C.)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BENTUK DASAR DAN BENTUK ASAL

RAHWANA

Aku (maha)siswa