KUMPULAN PUISI




CINTA

M. Qowiyuddin Shofi

Saat kau menatap seseorang sambil tersenyum, itulah cinta
Saat kau berlali karena malu ada dia, itulah cinta
Saat kau resah karena kau tidak melihatnya, itulah cinta
Saat kau menangis setelah mengetahuinya sudah dimiliki, itulah cinta
Saat kau marah karena tidak diperhatikannya, itulah cinta
Saat kau dag dig dug di sampingnya, itulah cinta
Saat kau tersenyum gila saat mengingatnya, itulah cinta
Saat kau menyebutnya dalam tidur, itulah cinta
Saat kau selalu ingin tahu tentangnya, itulah cinta
Namun saat kau menerima semua kekurangannya, itulah cinta yang luar biasa



PERATAPAN ASMARA
Moh. Qowiyuddin Shofi

Malam saat rembulan mulae menari di tengah himpitan awan gelap.
Di sudut kamar sempit, ditemani coro coro yang sedang berdiskusi.
Aku membayangmu datang membawa sewadah rohaniah asmara.
Lalu menumpahkannya di sekujur wajahku hingga aku tersadar.
Aku telah lama mencintaimu, sejak dulu, sampaiku dibangunkan lagi dari liang kubur.



PENGAKUAN
Moh. Qowiyuddin Shofi

Ya, dialah yang pertama saat aku belajar mengenal cinta.
Benar, perempuan itulah yang kedua saat aku mulai pintar bermain rasa.
Memang, gadis itu yang ketiga saat aku merasa gagal dalam berasmara.
Betul, wanita itu yang keempat saat aku berani mengadu cinta dalam lara.
Semuanya adalah fakta masa lalu.
Jujur, kau bukan yang pertama atau kedua sampai keempat.
Tapi kini, memang kaulah perempuan yang terakhir saat aku mulai memahami apa itu cinta.
Karena.
Kaulah fakta masa depan.

S E T I A K U
M. Qowiyuddin S.

Aku ingin setia kepadamu
Seperti mata uang yang selalu bersatu
Aku ingin setia selamanya untukmu
Seperti tanah yang selamanya menjadi pijakanku
Aku pastikan setiaku bersamamu
Seperti permata bersarikan dewi madu




SAJAK UNTUKMU
M. Qowiyuddin S.

Hatiku di malam ini terasa sangat pilu
Hai Gadis. Kamulah satu satunya sosok abadi yang mengganggu hidupku
Hingga aku termangu membisu di dalam gelapnya sepi

Rasa yang kini membungkus hidupku mulai terasa sangat menyiksa hati
Dan cintalah yang selama ini ingin ku luapkan padamu

Aku resah kenapa kau tak pernah membalas cintaku
Aku galau kenapa hanya ini yang kau berikan padaku
Tidak bisakah kau sadar bahwa kau selayaknya bunga desa yang ku kagumi
Hingga aku menggila sampai tak sadarkan diri

Aku memang tak pantas untuk kau kagumi
Tak lebih dari apapun yang ada di dunia ini
Tapi tak bisakah kau meluangkan waktu sejenak untuk berpaling dan tersenyum padaku saat kau pergi
Hingga nyawa ini bisa tenang abadi di persemayaman perut bumi

Cintaku ku ukir dalam lapisan dinding bumi atas namamu
Agar saat semua makhluk mati, mereka tahu bahwa kaulah yang ku pinta selama ini
Meski itu tidak mungkin


SEROJA
M. Qoiwyuddin  S.

Seroja,
Hari ini dengarkanlah aku bersajak
Sajak ini bukanlah sajak pungguk merindukan bulan
Melainkan sajak asmara tak mengenal balasan
Seroja,
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti sajak Sang Sapardi yang sedang gunda
Aku ingin mencintaimu lebih dari yang kau tahu
Seperti nyanyian Sang Dewa yang masih berlagu

Seroja,
Haramkah aku begitu lugu mengagumimu
Fatalkah hati ini bila luluh dalam sukmamu
Salahkah hidupku yang hanya membayangmu
Seroja
Sajak ini kukuburkan dalam launan bahasa ucapku
Janganlah memaksaku untuk melupa,
Karena rasa ini terlalu kejam membiusku
Janganlah kau menendangku untuk tenggelam,
Sebab raga ini tak siap berjauhan
Janganlah kau memusnakan asmara,
Karena asmara ini bukanlah kesalahan
Seroja,
Aku bersajak untukmu,
Bukan untuk memaksamu jadi milikku
Aku bersajak untukmu,
Bukan maksud merampok hatimu
Aku bersajak untukmu,
Bukan karena ambisi egoku
Aku bersajak untukmu,
Untuk merajut untaian bunga seroja dalam sungai damparan cinta

Seroja,
Hari ini dengarkanlah aku bersajak
Sajak ini bukanlah sajak pungguk merindukan bulan
Melainkan sajak peratapan si Arjuna cinta

TERDAMPAR DI SUNGAI CINTA
Moh. Qowiyuddin Shofi

Tersesatku saat ini di daratan tak bertanah
Sampaiku kebingungan tak tau arah untuk sadar
Aku bertanya pada aliran sungai, dinginnya udara, dan pandangan langit tentang kerisauan yang menjajah hatiku

Ada apa dengan sukmaku saat ini?
Mengapa setelah ia hadir dalam catatan kehidupanku, aku terasa hilang jati diri
Aku tak tahu goncangan apa yang bersemayam dalam jiwaku saat ini
Meskipun aku sering mengira-mengira bahwa ini semua karena cinta

Tak pernah sebelumnya aku merasakan hawa sekacau ini meski aku telah berulang kali merasakannya
Namun ini berbeda
Tak mungkin aku menggenggam semua asmara
Karena wadah di hatiku tak mampu menampung hujanan kasmaran yang ia ciptakan

Ya Dewa. Inikah rasa yang kau rahasiakan selama ini
Rasa yang hanya dapat dimiliki oleh manusia sejati, manusia hakiki
Ya Dewa. Dengarkanlah ucapku

Aku jatuh cinta padanya seperti terdampar di sungai cinta
Tak tahu arah, tak tahu jalan
Aku jatuh cinta padanya seperti terdampar di sungai cinta
Tak berdaya, tak bertenaga
Aku jatuh cinta padanya seperti terdampar di sungai cinta
Berjuta rasa, rasa keindahan cinta


SUNGGUH
Moh. Qowiyuddin Shofi

Aku hanya ingin mencintaimu.
Sungguh. Cinta ini tidak membutakanku. Malah ia membuka masa depanku.
Aku hanya ingin bersamamu.
Sungguh. Raga ini lengkap bila didekatmu.
Aku hanya ingin memujamu.
Sungguh. Mulut ini lihai bersajak saat ia mengenangmu.
Aku hanya ingin Kamu.
Sungguh. Sesungguhnya Kamulah kesungguhanku.


KAU YANG SELAMANYA
M. Qowiyuddin S.

Selamanya kau selalu ku banggakan, meski kini aku kau tinggalkan
Selamanya hanya kau yang ku sayang, meski kini aku kau lupakan
Selamanya cuma kau yang ku harapkan, meski kini aku kau buang
Selamanya kau satu-satunya yang ku kenang, meski kini aku kau musnakan

Ingin sekali rasanya aku berjumpa dan memberitahumu akan satu hal
Jika kau sudah berkeluarga nanti, aku akan mencarimu untuk mengingatkanmu
Betapa aku masih mencintaimu




HARGAI AKU
M. Qowiyuddin Shofi

Siapa aku?
Siapa aku di matamu sebenarnya?
Bukankah dulu kau berkata, aku adalah Arjuna yang datang dalam kehidupanmu yang sedang senja
Bukankah dulu kau suka mengumbar janji untukku hingga cintaku tumpah meruah kedalam hatimu sampai tak terhingga

Tapi mengapa kini kau berubah
Kau tega menginjak kesetiaanku
Kau sadis mengoyak ketulusanku
Kau acuh memangkas harapanku

Aku kurang apa?
Apakah semua begitu hitam saat aku meluapkan semua cinta padamu
Apa semua belum cukup dengan berbagai tetesan air mata penuh cinta yang Kau hunus dengan begitu rendahnya

Siapa aku sebenarnya di matamu?




JALANKU JALAN JALANAN
M. Qowiyuddin S

Teman sunyi menjadi saksi
Ku hayati riwayat diri
Meski kurasa nasibku kini
Rasa berdiri di atas gergaji

Salahkah aku bila mengeluh
Membentuk doa dalam renungku
Menguat diri bagaikan duri
Selalu ku coba tabahi hati

Ku jamah perut bumi
Pedih!
Ku cari kepompong diri
Perih!
Inginku tangisi
Masih!

Hanya dedaun yang ringani hati
Meski daun tak selamanya bersemi

Jalanku jalan jalanan
Jalananku indah tak menawan
Meskiku kini ulat yang malang
Yakinku nanti kupu-kupu kan datang



SHOLAWAT
M. Qowiyuddin Shofi

Suara rebana menggumam di telinga
Petanda kehadiran Sang Cahaya bersahaja
Pedesaan berteriak lantangkan suara
Menyolawati Sang Pencerah Surga

Syafaat darinyalah yang dinanti
Bekal menuntun dikemudian hari
Sekarang selalu mereka serukannya
Meski tak dimulut, hati tetap kepadanya


AKU (MAHA)SISWA
M. Qowiyuddin S.

Jika kau pernah melihat singa tak bertaring, itulah aku.
Jika kau pernah melihat pohon tak berbuah, itulah sikapku.
Jika kau pernah melihat bunga tak mekar, api tak panas, batu tak padat, burung tak terbang, bumi tak menghijau dan kehidupan tak bernyawa, itulah karakterku.

Aku adalah jangkrik yang berteriak ngilu kepada petani yang lebih memilih menanam gedung dari pada padi.
Aku adalah warna yang menangis karena jati dirinya telah direbut oleh paratai politisi.
Inilah diriku semenjak menginjak tanah politik bergedung pendidikan tinggi.

Aku sebenarnya apa.
Mengapa aku tak tahu arti sebuah diksi MAHA atau memang ada yang tidak ingin aku tahu.
Mengapa otakku begitu kosong atau memang ada yang telah mencurinya.
Mengapa nyaliku begitu dingin atau memang ada yang telah membekukannya.

Ada apa dengan laboratorium ini.
Semua terasa berbalik.
Campur aduk.
Abstrak.
Tidak jelas mana yang hitam dan mana yang bukan putih.

Aku sebenarnya apa.
Mengapa mulutku selalu berkata iya padahal aku bisa berkata tidak untuk merdeka.
Mengapa pikiranku menjadi diam padahal aku bisa bertanya di setiap kebijakan yang diputuskan.
Mengapa nyaliku begitu ciut padahal aku bisa maju untuk melihat masa depan.
Aku sebenarnya apa.
Teganya ada yang memblender otakku sampai aku tidak mampu berpikir banyak.
Teganya ada yang mencincang nyaliku sampai aku tak berani bergerak maju.
Teganya ada yang membungkus congorku sampai aku terbujur bungkam melototi kemunafikan.

Aku sebenarnya apa.
Aku adalah mahasiswa yang MAHAnya dikurung dalam sangkar sehingga aku dipaksa menjadi siswa.

Aku telah kalah.
Remuk.
Dieksekusi mati-matian di luar kesadaran.

Ah. Sakit.
Rasanya sangat sakit jika memiliki kaki tak bisa menendang.
Tangan tak dapat menjotos.
Kepala tak mampu membentus.
Bahkan mulut tak sanggup berkata TIDAK.

Aku sebenarnya apa.
Aku ini mahasiswa tapi bukan mahasiswa yang berhasil meruntuhkan orde baru.
Aku memang mahasiswa tapi bukan mahasiswa yang berhasil mengangkat garuda dengan gagah.
Aku benar-benar mahasiswa tapi yang lagaknya tidak seperti mahasiswa sebenarnya.

Aku adalah mahasiswa yang MAHAnya dikurung dalam sangkar sehingga aku dipaksa menjadi siswa.
Kembalikan Mahaku

BU,
Moh. Qowiyuddin Shofi

Ibu, apa yang ada dipikiranmu?
Kau memberiku lebih tanpa memikirkan kebutuhanmu.
Bu, apa yang ada dipikiranmu?
Kau mengorbankan diri hanya untuk menebus kesalahnku.
Apa yang ada dipikiranmu, bu?
Kau selalu membuang tenaga hanya untuk kebahagiaanku

Cukup ibu. jangan kau paksa diri untuk mencabut duri dalam tubuhku.
Bukan karena aku kasihan atau simpati. Tapi karena aku takut tak mampu membayar semua pengorbananmu.

Bu, apakah yang kau mau dariku hanya sebuah kebahagiaan?
Jika ia, maka sudahi semua pengorbananmu.
karena aku sudah bahagia sejak masih dalam timanganmu sampai takdir akhiratku.

Bu,  aku mencintaimu.
Walau kalimat itu tak pernah ku ucapkan setiap kali bertemu denganmu.
Bu, aku membutuhkanmu.
Walau aku tak pernah memelukmu saat berada di dekatmu.
Bu, aku menyayangimu.
Walau aku tak pernah bisa membalas semua kasih sayangmu.
Bu, aku berhutang padamu.
Walau aku sadar jerih payahku takkan cukup membayar semua hutangku.
Bu, maafkan aku.
Karena aku tak mampu menjadi anak yang sempurna untukmu.


SAJAK SI ANAK KEPADA IBUNYA
M. Qowiyuddin S.

Ibu maaf
Ibu maaf
Ibu maaf


H A R A P
M. Qowiyuddin Shofi

Aku ingin menjadi seniman
Karena hanya jiawa seni yang ku inginkan
Aku ingin menjadi seniman
Bagaimanapun caranya aku hanya ingin menjadi seniman
seniman
Seniman
SENIMAN
Aku ingin menjadi seniman
Tidak yang lain selain seniman
Aku hanya ingin menjadi seniman




P A H L A W A N
M. Qowiyuddin S.

Kau pahlawanku
Merubah hidupku menjadi baru
Kau pahlawanku
Membawa aku ke tanah rindu
Kau pahlawanku
Merobek duri di dalam aku

Aku memujamu
Bagaikan aku memeluk ibu
Aku memujamu
Sampai harus ku mengenangimu
Aku memujamu
Adanya aku karena kamu
Aku memujamu
Seperti burung bersiul merdu





SAJAK PERPISAHAN
Plesetan sajak Sapardi - M. Qowiyuddin Shofi

Aku ingin mengenang kalian dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mengenang kalian dengan sederhana:
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Esok hari nanti, wujudku takkan terlihat lagi
Tapi dalam bait syair ini, kalian takkan kurelakan sendiri
Esok  hari nanti, suaraku takkan terdengar lagi
Tapi di antara larik puisi ini, kalian akan tetap kutemani
Esok hari nanti, namaku takkan dikenal lagi
Namun di sela huruf sajak ini, kalian takkan lelah kubayangi
Esok hari nanti, senyumku takkan dilihat lagi
Namun di balik kata sederhana ini, kalian akan selamanya kusayangi

Jangan pernah katakan selamat tinggal
Karena itu dapat menghapus kemungkinan berjumpa kembali
Katakanlah, di atas cinta kita berpisah, di ujung jalan kita akan berjumpa

Aku ingin mengenang kalian dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan padi kepada belalang yang menjadikannya hilang
Aku ingin mengenang kalian dengan sederhana:
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan guru kepada murid yang menjadikannya berguna

PENDIDIKAN DI TANAH AIRKU
M. Qowiyuddin S.







Di tanah airku urusan pendidikan adalah nomor satu.
Dengan pendidikan orang bisa mengetahui cara menipu.
Dengan pendidikan orang pandai merayu.
Dengan pendidikan orang tahu uang saku yang akan dituju.
Di tanah airku urusan pendidikan adalah nomor satu.
Lihatlah banyak sekali orang berpendidikan lahir di tanah airku sampai banyak perusahaan yang tak mampu menampung mereka.
Lihatlah banyak guru di tanah airku yang berebut saling menyenggol untuk memintarkan anak-anak bangsa yang orang tuanya berstatus kaya.
Lihatlah para pelajar di tanah airku. Sikapnya nyentrik berkembang setiap waktu.
Anak TK menonton tontonan cinta-cintaan. Anak SD menonton tontonan jotos-jotosan. Anak SMP menonton tontonan enjot-enjotan. Anak SMA membuat tontonan empot-empotan.
Di tanah airku urusan pendidikan adalah nomor satu.
Mahalnya nomor satu. Gagalnya nomor satu. Anehnya nomor satu.


GURU
M. Qowiyuddin Shofi

Guru, hari ini dengarkanlah muridmu yang tak sempurna ini bersajak
Sajak ini bukanlah sajak istimewa dari seorang pujangga sastra
Melainkan sajak sederhana dari muridmu yang tak sempurna

Guru, terima kasih ku ucapkan atas dasar cinta
Atas segala yang telah kau ajarkan pada kami dengan penuh kesabaran yang tinggi
Guru, terima kasih ku sampaikan atas dasar kasih sayang
Atas segala doa yang kau panjatkan dengan penuh kehikmatan tiada tara

Guru, tanpamu apa jadinya aku
Pasti kebodohan ini akan membungkus kehidupanku
Guru, tanpamu apa jadinya aku
Pasti kenakalan ini akan menjadi aktifitasku

Guru, hari ini dengarkanlah muridmu yang tak sempurna ini bersajak
Sajak ini bukanlah sajak istimewa dari seorang pujangga sastra
Melainkan sajak sederhana dari muridmu yang tak sempurna

Guru, apa yang ada dipikiranmu?
Kau rela bersabar menahan amarah hanya untuk memintarkanku
Apa yang ada dipikiranmu, guru?
Kau ikhlas tak kenal lelah untuk membenahi kekuranganku

Guru, aku mencintaimu
Sungguh. Walau kalimat itu tak pernah ku sampaikan saat berhadapan denganmu
Guru, aku membutuhkanmu
Sungguh. Tanpamu apa jadinya aku

Guru, hari ini dengarkanlah muridmu yang tak sempurna ini bersajak
Sajak ini bukanlah sajak istimewa dari seorang pujangga sastra
Melainkan sajak sederhana dari muridmu yang tak sempurna

Guru, aku menyayangimu




SAJAK SI KAKEK TUA
M. Qowiyuddin Shofi

Dulu sekitaran tahun 40an aku merasa sangat bahagia karena darahku begitu bebas mengalir dalam tubuh
Aku dan segerombolan orang merayakan kemenangan dan berpesta mati matian semalam suntuk hingga sorak-soraian kemerdekaan melebur di setiap telinga
Aku merasa senang ketika orang asing itu pergi
Tapi entah kenapa sekarang aku lupa bagaimana aku melakukannya padahal sekarang tidak ada lagi mereka
Seharusnya aku merasa merdeka tapi kenapa hati ini sulit diajak kompromi

Kukira masa tua ku ini akan menjadi lebih mudah setelah aku berhasil membebaskan daratan ini
Memang benar apa yg mareka katakan
Saat kau dilupakan saat itulah kau dijajah habis-habissan


U P I L
M. Qowiyuddin S.

Upil, kaulah hal terindah yang ku miliki
Upil, tahukah engkau. Kau selalu mengisi hariku dengan kesenangan.
Di saat aku bosan, kau selalu meriangkanku.
Di saat aku sendiri, kau selalu ada untukku.

Upil, tak ku sangka kau begitu cerdas merayuku.
Saat aku diam termangu, kau mengundangku di kediamanmu.
Ku sapa kau. Ku elus-elus dirimu. Dan ku gandeng kau keluar dari persemayamanmu.

Upil, bentukmu sangat lucu membuatku ingin tertawa ha ha ha ha.
Upil, kaulah segalanya di dunia ini.
Denganmu aku dapat berkreasi dan berbagi.
Ku tempelkan kau di tembokku, di celanaku, di bajuku, dan biasanya ku tempelkan kau di temanku. Ha ha ha ha ha.

Upil, tak tahu rasanya jika dunia ini tidak ada sosok dirimu yang agung.
Tak tahu jadinya jika aku manusia tanpa hadirnya dirimu dalam hidungku.
Pasti aku akan bengong, bingung, apa yang akan ku lakukan saat aku sedang bosan.

Upil, kaulah teman istimewaku. Pendamping yang sangat ku sayangi.
Upil, satu kata untukmu. Bersediakah engkau ku tempelkan di temanku yang berada di sampingku ini. Ha ha ha ha.


KEJADIAN ITU ADALAH KARMA
M. Qowiyuddin S

Rabu, tanggal 28 Agustus 2013, pukul 03.00 WIB, di ladang ilmuku, segerombolan perampok masuk mengoyak harta karun di dalamnya
Andai saja peraturan konyol yang dibuat para senator ladang itu tidak diputuskan
Pasti tidak akan ada satu perampokpun yang berani masuk, bahkan si Raja Rampok Lautanpun ngumpet ketakutan
Karena ladang akan dipenuhi oleh para petani yang berpesta semalam suntuk
Bernyanyi tentang kebebasan dan kemerdekaan yang membuat para penjajah ogah mampir walau hanya untuk menengok

Peraturan konyol merusak ladangku tanpa disadari para senator dekil itu
Apa gunanya memasang fasilitas tower gratis di tengah ladang jika masih dibuka persewaan lain
Apa gunanya memasang pengawas ladang jika malam selalu dimatikan
Apa gunanya membuat peraturan jika peraturan itu malah menjadi bumerang

Sekarang semuanya sudah habis, LUDES
Para petani tidak ada yang berduka. Malah mereka berbahagia. Karena yang ambles adalah uang kotor yang dikorup saat mereka tidak sadar.

Kejadian pagi itu bukanlah musibah, bencana, cobaan, nasib, atau semacamnya
Kejadian itu adalah karma, adzab, peringatan, laknat, atau semacamnya



SAJAK KECIL TENTANG CINTA
Sapardi Djoko Damono

Mencintai angin harus menjadi siut
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus menjadi terjal
Mencintai api harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala harus menebas jarak
Mencintaimu harus menjadi aku




AKU INGIN
Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

PADA SUATU HARI NANTI
Sapardi Djoko Damono

pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri
pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari

PADA SUATU PAGI HARI 
Sapardi Djoko Damono

Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu.
Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa.

Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk memecahkan cermin membakar tempat tidur.
Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik rintik di lorong sepi pada suatu pagi.
KETIKA JARI-JARI BUNGA TERLUKA
Sapardi Djoko Damono

Ketika Jari-jari bunga terluka
mendadak terasa betapa sengit, cinta kita
cahaya bagai kabut, kabut cahaya
di langit menyisih awan hari ini
di bumi meriap sepi yang purba
ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata
suatu pagi, di sayap kupu-kupu
disayap warna, suara burung
di ranting-ranting cuaca
bulu-bulu cahaya
betapa parah cinta kita
mabuk berjalan diantara
jerit bunga-bunga rekah…
Ketika Jari-jari bunga terbuka
mendadak terasa betapa sengit, cinta kita
cahaya bagai kabut, kabut cahaya
di langit menyisih awan hari ini
di bumi meriap sepi yang purba
ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata

KETIKA KAU TAK ADA
Sapardi Djoko Damono

ketika kau tak ada, masih tajam seru jam dinding itu
jendela tetap seperti matamu
nafas langit pun dalam dan biru, hanya aku yang
menjelma kata, mendidih, menafsirkanmu

kau mungkin jalan menikung-nikung itu
yang menjulur dari mimpi, yang kini
mesti kutempuh, sebelum sampai di muaramu
sungguh tiadakah tempat berteduh disini?

kalau tak ada di antara jajaran cemara itu
kepada Siapa meski kucari jejak nafasmu?
magrib begitu deras, ada yang terhempas
tapi ada goresan yang tak akan terkelupas


SUJUD
Gus Mus

Bagaimana kau hendak bersujud pasrah, sedang
Wajahmu yang bersih sumringah,
Keningmu yang mulia dan indah begitu pongah
Minta sajadah agar tak menyentuh tanah
Apakah kau melihatnya seperti iblis saat menolak
Menyembah bapamu dengan congkak
Tanah hanya patut diinjak, tempat kencing dan berak,
membuang ludah dan dahak
atau paling jauh hanya lahan pemanjaan nafsu serakah dan tamak

Apakah kau lupa bahwa
tanah adalah bapa dari mana ibumu dilahirkan
Tanah adalah ibu yang menyusuimu dan memberi makan
Tanah adalah kawan yang memelukmu dalam kesendirian
dalam perjalanan panjang menuju keabadian

Singkirkan saja sajadah mahalmu
Ratakan keningmu
Ratakan heningmuTanahkan wajahmu
Pasrahkan jiwamu
Biarlah rahmat agungAllah membelaimu dan
Terbanglah kekasih

CINTAMU
Gus Mus

bukankah aku sudah mengatakan kepadamu kemarilah
rengkuh aku dengan sepenuh jiwamu
datanglah aku akan berlari menyambutmu
tapi kau terus sibuk dengan dirimu
kalaupun datang kau hanya menciumi pintu rumahku
tanpa meski sekedar melongokku
kau hanya membayangkan dan menggambarkan diriku
lalu kau rayu aku dari kejauhan
kau merayu dan memujaku
bukan untuk mendapatkan cintaku
tapi sekedar memuaskan egomu
kau memarahi mereka
yang berusaha mendekatiku
seolah olah aku sudah menjadi kekasihmu
apakah karena kau cemburu buta
atau takut mereka lebih tulus mencintaiku
Pulanglah ke dirimu
aku tak kemana mana.







KEMBALIKAN MAKNA PANCASILA
Gua Mus

selama ini di depan kami
terus kalian singkat-singkat pancasila
karena kalian takut ketauan
sila-sila yang kalian maksud
sila-sila yang kalian anut
tidak sebagaimana yang kalian tatarkan
kepentingan-kepentingan sempit sesaat
telah terlalu jauh menyeret kalian
maka pancasila kalian pun selama ini adalah :

KESETANAN YANG MAHA PERKASA
KEBINATANGAN YANG DEGIL DAN BIADAB
PERSETERUAN INDONESIA
KEKUASAAN YANG DIPIMPIN OLEH MIKMAT KEPENTINGAN
DALAM KEKERABATAN / PERKAWANAN
KELALIMAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

dan sorga kamipun menjadi neraka
di depan dunia
ibu pertiwi menangis memilukan
merahputihnya di cabik-cabik
anak-anaknya sendiri bagai serigala
menjarah dan memperkosanya
o, gusti kebiadaban apa ini ?
o, azab apa ini ?
gusti,
sampai memohon ampun kepada Mu pun
kami tak berani lagi
SAJAK ATAS NAMA
Gus Mus

Ada yang atasnama Tuhan melecehkan Tuhan
Ada yang atasnama negara merampok negara
Ada yang atasnama rakyat menindas rakyat
Ada yang atasnama kemanusiaan memangsa manusia

Ada yang atasnama keadilan meruntuhkan keadilan
Ada yang atasnama persatuan merusak persatuan
Ada yang atasnama perdamaian mengusik kedamaian
Ada yang atasnama kemerdekaan memasung kemerdekaan

Maka atasnama apa saja atau siapa saja
Kirimlah laknat kalian
Atau atasnamaKu perangilah mereka!
Dengan kasih sayang!
























KINILAH SAATNYA BERTERUS TERANG
Gus Mus

setelah sekian lama
kita dihimpit gelap kabut
ditindih rasa takut
setelah sekian lama
kita digoncang deru angin
setelah semua kata-kata
hanya menggumpal dalam dada
setelah semua merasa lara
kinilah saatnya berterus terang
jangan tutupi kebenaran
agar dunia tetap terang
jangan tutupi kesalahan
biar dada tetap lapang
kinilah saatnya berterus terang
jangan biarkan rasa takut
membuatmu menjadi munafik dan pengecut
cahaya kebenaran telah datang
kinilah saatnya berterus terang
marilah kita bicara laiknya saudara
jangan lagi kita biarkan
kepentingan merekayasa kita
menyumbat makna
tumpukan kata menyuburkan dendam
tumpukan keluhan meledakkan dada
dan akhirnya dendam membakar segalanya
kinilah saatnya berterus terang
setelah sekian lama
kita saling terkam bagai serigala
masihkah tersisa kemanusiaan kita ?
setelah sekian lama
kebencian antara kita membara
masihkan kita bersaudara ?


JADI APA LAGI
Gus Mus

jadi apa lagi
yang bisa kita lakukan
bila mata sengaja dipejamkan
telinga sengaja ditulikan
nurani mati rasa
?
apalagi
yang bisa kita lakukan
bila kepentingan lepas dari kendali
hak lepas dari tanggung jawab
perilaku lepas dari rasa malu
pergaulan lepas dari persaudaraan
akal lepas dari budi
?
apalagi
yang bisa kita lakukan
bila pernyataan lepas dari kenyataan
janji lepas dari bukti
hukum lepas dari keadilan
kebijakan kepas dari kebijaksanaan
kekuasaan lepas dari koreksi
?
apalagi
yang bisa kita lakukan
bila kata kehilangan makna
kehidupan kehilangan sukma
manusia kehilangan kemanusiaannya
agama kehilangan Tuhan nya
?
apalagi, saudara
yang bisa
kita lakukan
?
Allah,
kalau saja itu semua
bukan kemurkaan dari Mu terhadap kami
kami tak peduli
AKU MASIH SANGAT HAFAL NYANYIAN ITU
Gus Mus


AKU MENYAYANGIMU KARENA KAU MANUSIA,
Gus Mus

Aku menyayangimu karena kau manusia
Tapi kalau kau sewenang-wenang pada manusia
Aku akan menentangmu, karena aku manusia
Aku menyayangimu karena kau manusia
Tapi kalau kau memerangi manusia
aku akan mengutukmu, karena aku manusia
Aku menyayangimu karena kau manusia
Tapi kalau kau menghancurkan kemanusiaan
Aku akan melawanmu, karena aku manusia
Aku akan tetap menyayangimu karena kau manusia
karena kau tetap manusia

SUARA MALAM
C. Anwar

Dunia badai dan topan
Manusia mengingatkan ”Kebakaran di Hutan”*)
Jadi ke mana
Untuk damai dan reda?
Mati.
Barangkali kali ini diam kaku saja
dengan ketenangan selama bersatu
mengatasi suka dan suka
kekebalan terhadap debu dan nafsu.
Berbaring tak sedar
Seperti kapal pecah di dasar lautan
jemu dipukul ombak besar.
Atau ini.
Peleburan dalam Tiada
Dan sekali akan menghadap cahaya
.........................
Ya Allah! Badanku terbakar-segala samar
Aku sudah melewati batas
Kembali? Pintu tertutup dengan keras



AKU
C. Anwar

Kalau sampai waktuku
’Ku mau tak seorang ’kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi


PENERIMAAN
C. Anwar

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku kasih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BENTUK DASAR DAN BENTUK ASAL

RAHWANA

Aku (maha)siswa